Mohon tunggu...
Herlianiz
Herlianiz Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Penggemar berat Dan Brown yang juga menyenangi Jostein Gaarder dan Linda Christanty serta terobsesi pada pahlawan super Iron Man.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Menyibak Selimut Malam (FFK)

18 Maret 2011   13:12 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:40 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

*****

Pagi berikutnya, segera setelah fajar merekah, Sofia memutuskan menelpon ayah Annisa. Lega karena berhasil mengalahkan kekerasan hatinya sendiri, demi sang anak yang sangat memerlukan restunya. Ia ingin mendengar suara Erick, saat lelaki itu mengucapkan ijab-kabul, menikahi buah hatinya.

Usai berbincang dengan mantan suaminya di telepon, Sofia melangkah mendekati ikan louhan yang hening dalam kesendirian. "Kita akan dapat teman, Sayang. Tak lama lagi, suara tangis bayi akan menggetarkan rumah kacamu ini," perempuan itu menyentuh lembut dinding akuarium. Bagai menari, ikan louhan menggerak-gerakkan ekornya. Ia tampak bahagia, seperti Sofia yang berdiri anggun menatap tariannya.

*****

Ditulis oleh Trio Bubur Ayam (04)

Rusdianto

Endah Rahadjo

Herlya Annisa

Ilustrasi dari ; asep.us

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun