“Kalau tidak sedang ada tamu, sudah aku balas,” kata Kamandaka. Seperti biasa, Sang Dewi langsung mengusap-usap pinggang suaminya yang baru dicubitnya itu.
“Kasihan juga Kanda Amenglayaran, seorang pendeta muda yang kesepian,” kata Kamandaka membicarakan Pendeta Muda yang masih kakak sepupu lewat ibunya itu.
“Kenapa dia menolak cinta putri saudaranya yang cantik?” tanya Sang Dewi.
“Aku sendiri tidak pernah tahu apa sebab Kanda Amenglayaran menolak cinta adik sepupunya. Padahal adik sepupu boleh dinikah kakak sepupu. Rupanya Kanda Amenglayaran lebih suka memilih ingin jadi seorang brahmacharin. Konon kalimat penolakan kepada adik sepupunya itu sangat menyakitkan hati.”
“Bagaimana bunyi kalimatnya?” tanya Sang Dewi.
“Aku pun diberitahu Dinda Ratna Pamekas. Dinda Ratna, bagaimana bunyi surat yang berujung pada kematian Ayunda Putri Ayunglarang Sakean?” Kamandaka berpaling pada Ratna Pamekas.
“Kanda Amenglayaran menulis, bahwa cita-citanya dalam hidup ini adalah dia ingin berkelana ke Jawa Timur untuk mencari tempat dimana dia akan dikuburkan, untuk mencari laut tempat dimana dia bisa hanyut, untuk mencari suatu tempat yang bisa menjemput kematiannya, suatu tempat untuk merebahkan tubuhnya selama-lamanya.” kata Ratna Pamekas yang dulu dititipi surat oleh Amenglayaran.
“Kasihan benar Putri Ayunglarang Sakean,” kata Sang Dewi.
“Lebih kasihan lagi, karena setelah menerima surat penolakan cinta, Putri Ayunglarang Sakean, paginya langsung bunuh diri dengan menerjunkan dirinya ke Sungai Ciliwung,” kata Kamandaka mengakhiri kisah nasib seorang putri malang yang masih saudaranya juga. Kamandaka, Sang Dewi, Mayang Sari dan Ratna Pamekas, langsung terdiam beberapa saat.
“Sesungguhnya, kalau Kanda Amenglayaran boleh punya istri seperti seorang pendeta Islam, Aku akan carikan istri,” kata Kamandaka setelah semuanya lama terdiam.
“Mana ada istilah pendeta dalam agama Islam? Bukankah kata Dimas Arya Baribin, dalam agama Islam tidak dikenal istilah pendeta. Yang ada adalah ulama, yang berarti orang yang paham agama Islam. Dia kadang-kadang mempunyai gelar Syekh, Ustad, Sunan, atau Kiyai,” kata Sang Dewi.