Mohon tunggu...
Veeramalla Anjaiah
Veeramalla Anjaiah Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan senior

Wartawan senior

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

China Mengincar Sumber Daya Alam Afghanistan, Masyarakat Afghanistan Harus Waspada terhadap Eksploitasi China

23 September 2023   15:43 Diperbarui: 23 September 2023   15:50 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dubes baru China bagi Afghanistan Zhao Sheng menjabat tangan PM Taliban Mohammad Hasan Akhund, Kabul. | Sumber:Taliban Prime Minister Media Office/CNN

"Afghanistan harus belajar dari pengalaman Zambia dan menghindari terjerat dalam hutang yang tidak berkelanjutan yang dapat membahayakan kedaulatan dan pembangunan jangka panjangnya," tulis Hamid di Afghan Diaspora Network.

China terkenal melakukan pelanggaran terhadap hak asasi manusia dan kasus yang sama terjadi pada Taliban.

"Keduanya adalah rezim otoriter yang tidak peduli terhadap hak-hak rakyat. Komunitas internasional telah mendorong Taliban mengenai masalah hak-hak perempuan dan hak-hak minoritas di Afghanistan. China adalah pihak yang paling tidak merasa terganggu dalam hal ini dan sebaliknya secara diam-diam mendukung eksploitasi terhadap rakyat Afghanistan karena hal tersebut demi kepentingan mereka sendiri. Namun, komunitas internasional harus memastikan bahwa setiap aliansi antara China dan Taliban mematuhi standar internasional, dengan mengutamakan hak asasi manusia dan kesejahteraan rakyat Afghanistan," kata Hamid.

Sumber daya Afghanistan harus dimanfaatkan demi kepentingan rakyatnya, mendorong pembangunan berkelanjutan dan kemakmuran jangka panjang. Negara ini tidak boleh dibiarkan dijarah oleh rezim otoriter lain seperti yang terjadi di Afrika selama dekade terakhir dengan dalih proyek Belt and Road Initiative (BRI).

Penulis adalah seorang jurnalis senior yang tinggal di Jakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun