"Kami menyaksikan upaya sistematis untuk menghancurkan Uighur oleh partai-negara China," kata mantan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo tahun lalu.
Menggemakan pandangan serupa, Menteri Luar Negeri AS yang baru Antony Blinken mengatakan tindakan China terhadap Muslim Uighur tidak dapat diterima.
"Penilaian saya tetap bahwa genosida dilakukan terhadap Uighur dan itu tidak berubah," kata Blinken.
Penyangkalan China
China telah dengan tegas menolak semua tuduhan genosida dan kerja paksa dan menggambarkannya sebagai "sangat tidak masuk akal" dan "kebohongan total".
"Yang disebut 'genosida' di Xinjiang sangat tidak masuk akal. Ini adalah rumor dengan motif tersembunyi dan kebohongan yang lengkap," kutip kantor berita Reuters terhadap perkataan Menteri Luar Negeri China Wang Yi baru-baru ini.
Komunis China, yang sebelumnya menyangkal keberadaan kamp, kini mengakui bahwa ada kamp pendidikan ulang dan pusat pelatihan kejuruan, bukan kamp konsentrasi seperti yang dituduhkan oleh media barat. Tujuan utama kamp dan pusat ini, menurut China, adalah untuk memberantas terorisme, ekstrimisme dan radikalisme agama di kalangan Muslim Uighur.
China sering mengutip contoh serangan teror 2013 dan 2014 oleh beberapa kelompok separatis Uighur. Orang Uighur juga mendirikan pemerintahan di pengasingan Turkistan Timur di Washington DC pada tahun 2004.
Beijing mengatakan bahwa tidak ada diskriminasi terhadap pekerja atas dasar etnis, jenis kelamin atau keyakinan agama , tidak ada pemerkosaan dan penyiksaan di Xinjiang.
Tetapi investigasi media Amerika dan Eropa berdasarkan kesaksian para korban penganiayaan China di Xinjiang mengungkapkan bahwa orang Uighur digunakan untuk kerja paksa dan telah mengungkapkan tuduhan pemerkosaan, penangkapan dan penyiksaan sistematis. Seluruh wilayah di bawah pengawasan ketat dengan kamera CCTV dan pos pemeriksaan polisi di setiap sudut. China melarang televisi BBC World News di China untuk menyiarkan berita tentang masalah Uighur.
Negara-negara Muslim diam