Taiwan harus mempersiapkan konsekuensi dari proteksionisme dan mengambil langkah-langkah untuk lebih fokus pada negara-negara Kebijakan New Southbound.
Globalisasi dan perdagangan bebas sangatlah penting bagi banyak negara seperti Taiwan.
Taiwan saat ini duduk di cadangan devisa yang sangat besar, yaitu senilai $450 miliar. Indonesia harus melonggarkan aturan investasinya dan menyediakan fasilitas atau perlakuan khusus untuk investor Taiwan. Dengan ini, Indonesia dan Taiwan dapat memperoleh manfaat dari dampak negatif proteksionisme.
Kesimpulan
Kita saat ini hidup di abad ke-21. Yang dahulunya kekuatan dominan, Amerika Serikat sekarang menurun sementara negara adikuasa baru, China, meningkat dengan cepat. Hubungan Taiwan dan Indonesia yang teruji waktu sedang menyesuaikan diri dengan dinamika ekonomi global yang cepat berubah.
Kedua negara ini memiliki potensi besar yang, jika dimanfaatkan dengan cara yang benar, akan menguntungkan kedua negara.
Ada banyak peluang yang dapat meningkatkan pembangunan ekonomi kedua negara. Perdagangan saat ini yang bernilai sekitar $8 miliar tidak mencerminkan potensi nyata mereka.
China adalah ancaman ekonomi dan keamanan terbesar bagi kedua negara. Dengan tidak adanya kekuatan dominan, China telah muncul sebagai kekuatan global. Ini akan menjadi tugas yang menakutkan bagi Taiwan dan Indonesia untuk berurusan dengan China yang tegas.
Sebagai negara kecil dengan hanya 24 juta orang, Taiwan harus meningkatkan hubungan ekonomi dengan negara-negara Kebijakan New Southbound. Namun, Kebijakan Satu-China akan menjadi tentangan besar bagi peningkatan hubungan ekonomi antara Indonesia dan Taiwan.
Diperlukan kampanye besar-besaran untuk meningkatkan kesadaran di negara-negara Kebijakan New Southbound.
Indonesia dan Taiwan harus menandatangani perjanjian penting untuk memperlancar perdagangan dan investasi serta kerjasama di berbagai sektor.