Air mata Najwa nyaris mengalir. Dia sangat sedih, juga marah. Mengapa dia tidak boleh menjelaskan hal yang penting untuk diketahui semua penguji di ruangan itu, kalau judul yang disebut 'abu-abu' oleh Bu Merry adalah judul dari Bu Merry sendiri?
Apa maksud Bu Merry dulu memintanya membuat judul tesis itu, kalau tenyata dia sendiri menyebut judul itu 'abu-abu'? Apakah sejak awal Bu Merry ingin menjebaknya, atau ingin  mempermainkannya? Atau, apakah Bu Merry ingin menunjukkan pada Najwa, betapa hebat dirinya sebagai calon profesor. Dengan menggunakan argumentasinya,  yang benar bisa disalahkannya, yang salah bisa dibenarkannya.
Najwa hanya bisa menahan air mata dan kemarahannya.
Selama SemHas berlangsung, akhirnya Najwa benar-benar tak bicara. Dia hanya mendengar dan mencatat apa yang dikatakan Bu Merry. Dia merasa, semua penguji yang ada di ruangan itu seperti orang yang tak punya keberanian menentang Bu Merry. Apapun yang dikatakan Bu Merry adalah benar. Bu Merry tak mungkin salah. Najwa yang salah.
Selesai SemHas, Najwa bergegas meninggalkan ruangan. Dia tak pamitan pada Bu Yanti, dosen pembimbingnya. Najwa kecewa, karena Bu Yanti yang  sebenarnya tahu kalau judul tesisnya itu adalah pemberian Bu Merry, hanya diam saja melihat Bu Merry mengatakan judul tesis Najwa 'abu-abu'.
Selama sebulan, Najwa mencoba mengobati kesedihan dan kemarahnnya. Setelah itu, dia baru menemui Bu Yanti.
Meski masih menyimpan kekecewaan pada sikap Bu Yanti, namun berkat bimbingan Bu Yanti juga, Najwa bisa menyelesaikan perbaikan tesisnya seperti yang diinginkan dalam sidang SemHas.
Najwa kemudian mendapat pemberitahuan, sidang tesisnya  akan dilangsungkan seminggu lagi. Betapa terkejut Najwa, karena Bu Merry kembali menjadi salahsatu tim penguji di sidang tesisnya.
Trauma pada perlakuan Bu Merry saat SemHas, dan mengingat bagaimana semua penguji saat SemHas tak ada yang berani pada Bu Merry, membuat Najwa sangat gelisah.
Najwa merasa, dia akan berjuang sendirian mempertahankan tesisnya nanti. Dia bahkan tidak yakin kalau Bu Yanti sebagai dosen pembimbingnya, akan membantunya nanti jika Bu Merry membantai tesisnya.
Doa mamanya, hanya itu penguat hati Najwa. Sebelum berangkat ke kampus untuk mengikuti sidang tesisnya, Najwa menyinggahi rumah mamanya. Memohon doa dan restu mamanya.