Dari hasil analisis di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa bisnis Korean Potato Cheese Bread berada pada titik impas atau Break-Even Point, di mana Total Revenue sama dengan Total Cost, sehingga tidak ada keuntungan atau kerugian. Untuk mencapai keuntungan, bisnis harus meningkatkan penjualan atau mengurangi biaya.
Asumsi Penerimaan/Penolakan Proposal
Â
Untuk mengevaluasi penerimaan atau penolakan proposal bisnis Korean Potato Cheese Bread, kita dapat menggunakan beberapa metode keuangan seperti Payback Period, Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Profitability Index (PI), dan Modified Internal Rate of Return (MIRR) ( et al., 2019).
1. Payback Period (PP):
Payback period adalah suatu ukuran untuk menilai kelayakan investasi yang dilihat dari aspek jangka waktu pengembalian. Biasanya diukur dalam satuan tahun dan bulan (tanpa menghitung hari). Terdapat dua cara untuk menghitung periode pengembalian, yaitu: traditional payback period (tanpa memperhitungkan Tingkat suku bunga) dan Discounted Payback Period (dengan memperhitungkan tingkat suku bunga) (Bekaert & Hodrick, 2019). Periode pengembalian yang semakin pendek menunjukkan suatu investasi lebih cepat balik modal. Investor akan lebih suka memilih investasi yang periode pengembalian yang lebih cepat di antara industri sejenis.
Payback Period adalah periode waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan kembali investasi awal.
Diketahui:
Investasi Awal (Total Fixed Cost): Rp 10,000,000
Cash Flow setiap bulan: Total Revenue - Total Variable Cost = Rp 25,000,000 - Rp 15,000,000 = Rp 10,000,000