Mohon tunggu...
Ani Siti Rohani
Ani Siti Rohani Mohon Tunggu... Buruh - Perempuan penikmat sunyi

Life is never flat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Prasangka Cinta

19 Mei 2019   15:40 Diperbarui: 19 Mei 2019   15:47 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: pixabay.com

Suasana kamar gaduh. Suara tangis memecah keheningan. Ahmad yang tadinya sedang menikmati secangkir kopi di teras depan rumah terpaksa masuk untuk melihat anak-anaknya.

Kenapa berisik sekali, apa yang sedang dilakukan Maryam, tanyanya dalam hati. Ahmad membuka pintu secara perlahan. Sedikit kikuk karena sudah beberapa hari hubungannya dengan Maryam tak baik. Malam pun kadang ia tidur di luar menginap di rumah teman. Jika pun di rumah ia memilih tidur di ruang depan.

"Maryam, kenapa kamu malah tidur? Dengarlah mereka menangis, Maryam!"

 "Maryam..."

"Maryam...."

Berulang kali Ahmad mencoba membangunkan Maryam tapi Maryam tetap diam. Ahmad menjadi panik. Tak salah lagi, Maryam bukan sedang tidur tapi dia sedang tak sadarkan diri. Pingsan.


***

Sudah tiga hari Maryam tak sadarkan diri. Ahmad baru mengerti kenapa Maryam begitu tak memperhatikannya selama ini. Ahmad mengurus ketiga anaknya sendiri selama Maryam masih tak sadarkan diri. Ia harus bolak-balik dari rumah ke rumah sakit. Belum lagi ketiga buah hatinya sering sekali menangis. Ditambah ia harus menyuapi, memandikan, mengganti popok. Ternyata sesibuk ini, sesal Ahmad. Ia baru mengerti semuanya. Ya, itulah mengapa Maryam tak memiliki waktu untuk memperhatikannya. Ia lelah, terlalu lelah. Apalagi ditambah tak diperhatikan suaminya sama sekali. Suaminya yang selalu merasa paling sibuk dengan pekerjaannya. Suaminya yang menuduhnya berselingkuh. Itu sebabnya kondisi Maryam menjadi seperti saat ini.

"Bang...." Ahmad segera mendongakkan kepalanya yang sejak tadi memeluk dan menciumi jemari istrinya.

"Maryam, kamu sudah sadar?"

"Bang, anak-anak di mana?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun