"Lihat ke depan semuanya," seru pak Andi.
Anak-anak menurut. Mereka serentak menatap ke depan setelah saling menunduk diam.
"Setelah hari ini, bapak akan memberlakukan tes lisan setiap minggu. Melihat kalian yang kepayahan bapak jadi tidak percaya kalau kalian selama ini mengerjakan tes tertulis dengan jujur. Terlebih kamu, Bani,"ucap pak Andi dengan tegas.
"Maaf, Pak. Saya janji akan rajin belajar," balas Bani gugup.
"Bukan Bani saja. Kalian semuanya, jika ingin pintar kalian harus belajar dengan sungguh-sungguh. Bagaimana nasib negeri kita kalau generasi penerusnya mudah sekali berlaku curang?" seru pak Andi.
Bel pergantian pelajaran berbunyi. Hari itu, setelah memberikan pengarahan kepada anak-anak dengan emosi yang sedikit membeludak, pak Andi meninggalkan kelas dengan raut kesal. Bukan sebab ingin berlaku kejam, tetapi beliau ingin memberi ketegasan agar anak-anak didiknya menjadi generasi penerus yang pintar juga jujur. Bagaimana jadinya jika sejak dini saja mereka sudah lihai bermain curang?
Kaohsiung, 15 Mei 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H