"Alhamdulillah sudah, Sa. Kemarin kepalaku pusing banget,"
"Kok bisa, Na? Kamu sakit?"
"Engga engga, aku ngga sakit. Aku sehat-sehat aja kok,"
"Alhamdulillah, Hanna kalo sakit bilang aku aja ya"
"Iya, Sa. Aku udah gapapa kok, tuh sehat tuh"Â
Hanna menggerakkan tangannya bak biarawan. Mereka berdua tertawa bersama. Kedua sejoli itu adalah sahabat namun jika ustadzah Halimah mengadakan tes lisan, Esa tiba-tiba menganggap Hanna sebagai saingannya. Tidak dengan Hanna, ia tetap bersikap seperti biasanya.Â
Esa meminta Hanna untuk duduk bersama. Mereka memperhatikan pembelajaran yang ustadzah Halimah berikan. Terkadang Esa bertanya pada Hanna ketika ia kurang paham begitupun sebaliknya. Tetapi ketika Hanna sedang menjelaskan, setetes darah jatuh dibuku tulisnya.
"HANNA! ITU DARAH NA!"
Hanna terkejut, "dimana, Sa? Hah? Dimana?"
"Ituuu di hidung kamu, Na. Ini aku bawa tisu"
Esa merogoh saku bajunya kemudian mengeluarkan tisu. Ustadzah Halimah pun menyadari kebisingan yang disebabkan oleh Esa lalu menghampiri mejanya. Betapa terkejutnya ustadzah Halimah ketika melihat Hanna yang sedang mimisan. Karena khawatir dengan keadaan Hanna, ustadzah Halimah pun menyuruhnya pulang lebih awal.Â