"Oke, mari kita membelikan sesuatu untu sahabat putri papa ini." Papa menggendongku dan mencubit hidungku gemas.
Papa lebih banyak diam di perjalanan. Aku lah yang terlalu banyak mengomel kali ini. Aku terlalu senang untuk bermain ke rumah Joe. Sudah lama tidak bermain dengannya. Aku juga lupa dimana rumahnya. Ah, pasti ini sudah terlalu lama tidak mengunjungi rumah Joe.
Mobil papa berhenti dipinggir jalan. Papa keluar sejenak dan kembali membawa seikat bunga.
"Untuk Anna?" Tanyaku bersemangat.
"Untuk Joe. Tapi kalau Anna mau papa akan belikan nanti ditempat lain. Karena disini tidak ada Bungan Lily kesukaan Anna."
"Oke, Anna ingin Lily putih."
"Baik, Tuan Putri."
Papa tersenyum setelah itu melanjutkan perjalanan kami menuju rumah Joe. Aku tidak sabar.
Tidak butuh waktu lama mobil papa sudah rapih diparkirkan. Dengan tangan mungil digenggaman papa aku dituntun menyusuri lapangan yang diisi penuh dengan batu nisan. Kenapa malah ke pemakaman?
"Pa?" panggilanku tidak direspon. Papa hanya terus berjalan menuju salah satu nisan besar.
Ada foto seorang anak laki-laki disana. Itu Joe. Kenapa ditinggal disini?