Ha? Apa tadi dia bilang? Laba-laba? Ah... aku benci binatang itu.
"Joe, tolong." Aku tak berani bererak sedikitpun saat Joe melangkah menjauh. Sepertinya dia juga ingin lari. Tapi aku bagaimana, Joe? Aku ingin menangis.
"Aku bercanda, Anna!" Teriaknya disusul dengan tawa senangnya. Sudah kubilang, kan sejak awal. Joe itu menjengkelkan. Aku benci Joe.
"Jangan lari kamu, Joe!" teriakku dan mengejar langkah kakinya yang semakin cepat. Tidak perduli. Kali ini aku harus menangkapnya.
"Anna, cukup bermainnya. Ayo, pulang." Aku menghentikan langkahku. Menoleh pada seorang laki-laki dewasa yang meneriakiku dari pinggir lapangan. Itu Mr. Mac Allister. Papaku yang tampan dan murah senyum
"Iya, Pa." Aku membalas senyumannya sejenak. Setelah itu menoleh untuk berpamitan pada Joe. Tapi, dimana dia? Sudah menghilang? Pasti takut ku tangkap. Menjengkelkan. Awas saja besok akan kutangkap kamu, Joe.
"Bermain bersama siapa?" Papa menyamakan tingginya denganku.
"Joe. Papa tau Joe?"
"Tau. Joe sahabat kamu, kan?"
"Iya. Tapi dia usil, Pa. Joe bilang ada laba-laba. Ternyata tidak." Aku melihat papa menhembuskan napasnya kemudian tertawa pelan.
"Mau ke rumah Joe?" tawarnya. Dengan semangat aku menganggukkan kepala. Sudah jelas aku mau.