Analisis:
Dalam dialog 8, yaitu dialog Gabe menyatakan bahwa tindak tutur yang terdapat dalam dialog tersebut adalah tindak tutur non literal. Karena hal itu mengandung sindiran terhadap bapaknya yang selalu menyalahkan Gabe. Sindiran itu berupa "Ndak ada yang sia-sia pak. Aku pun jadi pintar. Cuma anak pintar yang berani ngelawan bapaknya." dari kata "anak pintar" dan "ngelawan" adalah dua hal yang berbanding terbalik. Umumnya anak pintar merupakan anak yang cerdas dalam pengetahuan dan dianggap patuh dengan orang tuanya. Berbeda dengan dialog Gabe yang menyindir jika cuma anak pintar yang berani melawan orang tuanya".
Kesimpulan dan SaranÂ
Artikel ini membahas tentang pentingnya analisis pragmatik tindak tutur dalam memahami penggunaan bahasa dalam film, dengan fokus pada film "Ngeri-ngeri Sedap" karya Bene Dion. Bahasa dalam film tidak hanya berfungsi sebagai alat komunikasi, tetapi juga mencerminkan konteks sosial dan budaya serta membantu dalam pengembangan naratif dan karakter.
Pendekatan pragmatik tindak tutur menganalisis bagaimana makna bahasa dipahami dalam konteks penggunaannya, yang meliputi situasi sosial, konteks budaya, dan tujuan komunikatif. Tindak tutur dibagi menjadi tiga jenis: lokusi (ucapan), ilokusi (maksud), dan perlokusi (pengaruh). Selain itu, ada empat kategori tindak tutur: langsung, tidak langsung, literal, dan non-literal.
Penelitian ini menganalisis dialog dalam film "Ngeri-ngeri Sedap" untuk mengidentifikasi berbagai jenis tindak tutur yang digunakan, seperti tindak tutur langsung, tidak langsung, literal, dan non-literal. Hasil analisis menunjukkan bahwa tindak tutur digunakan untuk mengekspresikan emosi, menyampaikan pesan, dan memanipulasi penonton. Misalnya, dialog yang mengandung sindiran atau sarkasme mencerminkan ketegangan antara karakter, sementara perintah atau ancaman menunjukkan dinamika kekuasaan.
Kesimpulannya, analisis pragmatik tindak tutur dalam film "Ngeri-ngeri Sedap" memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana bahasa digunakan untuk membangun karakter dan tema, serta bagaimana tradisi dan norma budaya Batak mempengaruhi komunikasi dalam film tersebut. Analisis ini juga membantu penonton memahami lebih dalam motif dan niat di balik kata-kata yang digunakan oleh karakter dalam film.
Â
Daftar PustakaÂ
Adriesty Salma Lailika, & Purwo Yudi Utomo, A. (2020). ANALISIS TINDAK TUTUR REPRESENTATIF DALAM PODCAST DEDDY CORBUZIER DENGAN NADIEM MAKARIM-KULIAH TIDAK PENTING ?. Bahtera Indonesia; Jurnal Penelitian Bahasa Dan Sastra Indonesia, 5(2), 97--109. https://doi.org/10.31943/bi.v5i2.70
Leech, Geoffrey. 1993. Principles of Pragmatics. London and New York: Longman.