Mohon tunggu...
Ani Mulyani
Ani Mulyani Mohon Tunggu... Freelancer - Pengajar

Tertarik dengan isu-isu sosial budaya. Semoga tulisan saya bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Pentingnya Pendidikan Pola Asuh Guna Mencegah KDRT Sejak Dini

2 Januari 2024   05:02 Diperbarui: 3 Januari 2024   12:49 1225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dampak yang ditimbulkan terhadap anak yang dimarahi berlebihan dapat menjadikan ia tertekan dan meningkatkan perilaku menyimpang, membuatnya takut melakukan kesalahan, sehingga kepercayaan kepada dirinya sendiri kurang, anak mengembangkan sikap perfeksionis, hingga stres dan depresi bahkan sampai dewasa.

Sebagai orangtua, jika kita mulai merasakan emosi yang membuat kita marah kepada anak maka baiknya tenangkan diri dulu, berikan jarak dengan kemarahan yang kita rasakan. Coba pahami apa yang membuat kita marah dan komunikasikan kepada anak dengan bahasa yang mudah ia mengerti tanpa menyakiti hatinya. Beritahu anak bahwa kita marah dan tidak suka dengan perilakunya disertai dengan penjelasan mengenai alasan mengapa kita tidak menyukainya atau melarangnya.

Hindari Terlalu Strict terhadap Anak

Kecenderungan orangtua yang berperilaku strict atau kaku terhadap anaknya memiliki harapan tinggi kepada anak-anaknya. Orangtua berperilaku strict dengan memberikan sedikit kebebasan terhadap anak, tidak ada ruang anak mengungkapkan dirinya, pendapatnya secara bebas.

Anak-anak cenderung dikekang dan dikontrol untuk melakukan kemauan orangtua. Orangtua beranggapan bahwa mereka tahu yang terbaik untuk anak-anaknya.

Anak-anak yang dibesarkan dengan perilaku orangtua yang strict cenderung mengalami kesulitan dalam mengekspresikan dirinya, sulit menentukan keputusan dalam hidup, menjadi lebih dependent terhadap orang lain, bahkan bersikap memberontak disertai sikap yang agresif dan impulsif.

Orangtua memang menginginkan yang terbaik bagi anak-anaknya, sikap yang tidak menoleransi kesalahan atau kegagalan anak-anak bukanlah hal yang bijak. Mereka bertumbuh dan berkembang dengan cara mereka, mencoba hal-hal baru, belajar dari sekitarnya bahkan belajar dari kesalahan yang ia lakukan.

Jadi sebagai orangtua, pengalaman hidup yang telah kita lewati bukanlah template yang harus kita setting bagi anak-anak kita, biarkan mereka eksplorasi dunianya sendiri, jaga batas aman dari keinginan mengontrol masa depan mereka.

Percaya bahwa mereka bisa melewati pembelajaran hidupnya, kita cukup menemani, mendukung tumbuh kembangnya dan mengajarkan anak untuk membedakan perilaku moral yang baik dan buruk. Selalu berikan ruang untuk berdiskusi, biarkan ia mengekspresikan diri dan eksplorasi sesuai dengan perkembangannya selagi itu positif.

Berikan Contoh Meminta Maaf dan Memaafkan Kesalahan

Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan, tak terkecuali kita sebagai orangtua. Ketika kita melakukan kesalahan di depan anak atau bahkan kepada anak, tidak perlu gengsi atau malu mengakuinya dan meminta maaf kepada mereka. Mereka adalah peniru yang ulung, mereka belajar dari apa yang dilihat, didengar, dirasakan dan dialaminya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun