Sebagai perempuan saya sedih dengan kondisi demikian. Perempuan selalu mendapat stigma negatif, meski dia tidak sepenuhnya bisa disalahkan. Dia juga korban loh.
Korban rayuan gombal. Korban kegagalan mengelak dari rasa cinta. Sementara para lelaki yang demikian, tidak ada yang menghujat. "Ah, namanya juga lelaki".
Mau marah saja ketika mendengar pemakluman pada lelaki seperti itu. "Emang kalo lelaki boleh ya jatuhin cinta ke perempuan yang diinginkan, sementara perempuan dilarang keras. Ih, gak adil amat."
Tapi bisa apa saya, itu sudah berlaku umum di masyarakat kita. Mau mengelak apalagi melawan susah. Membela wanita pelakor disangka pro perselingkuhan, mau tidak setuju dianggap melanggar hak asasi suka sama suka, Maju kena mundur kena. Paling aman ya diam.
Halaah, ini pun buat saya tidak nyaman. Tetap ingin menyuarakan agar perempuan mendapat hak terhormat, bukan ajang pendiskreditan. Apa-apa yang jelek perempuan. Padahal lelaki juga tak kalah besar peranannya dalam menebar "wabah" perselingkuhan.
Saya sebut wabah karena ini bisa jadi trend. Satu orang di kantor melakukan dan dibiarkan, teman yang lain bakal mudah terpapar. Bisa -bisa satu kantor terimbas cinta lokasi. Ngeri ih, istri di rumah akan menderita ketar-ketir bila tahu ini terjadi.
Jadi gimana dong. Jaga diri, jaga hati. Itu satu satunya jalan. Selalu ingat bahwa teman kerja hanyalah partner bekerja, di lokasi kerja. Bukan pendamping hati. Bukan belahan jiwa sehidup semati.
Beri batasan di otak. Its forbidden. Dia suami seseorang. Balikkan posisinya pada kita. Andai kita ada di tempat istrinya, pasti keberatan pula suaminya tergoda.
Hindari memberikan rasa nyaman pada teman lelaki. Terutama untuk mengobrol di luar pekerjaan. Apalagi bila sampai curhat, membongkar aib hubungan dengan istrinya. Bahwa dia tidak berada di zona nyaman ketika berada di dekat istrinya.
Itu adalah isyarat kode bahwa dia, lelaki itu sedang mencari celah memasuki area psikologis perempuan. Mencari dukungan, simpati, bahkan empati. Kalau dibiarkan perangkap itu bisa menjebak hati. Jangan layani.
Lalu kalau sudah terlanjur jatuh hati bagaimana? Berat banget beud. Berhubungan dengan milik orang itu nyesek setengah mati. Butuh perjuangan keras untuk lepas dari jerat ini.