Mohon tunggu...
Anis Contess
Anis Contess Mohon Tunggu... Guru - Penulis, guru

aniesday18@gmail.com. Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata. Mari tebar cinta dengan kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Perempuan dalam Perselingkuhan

15 September 2020   13:33 Diperbarui: 15 September 2020   18:49 542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 "Aku mencintaimu, menikahlah denganku. Sungguh aku tidak nyaman hidup dengan istriku. Kok kamu gak percaya sih?"


"Apa buktinya?"


"Bukankah aku selalu bersamamu, Kalau aku masih dengan istriku tentu aku akan langsung pulang bukan?"

Sang perempuan melunak, untuk kesekian kali dia percaya dengan lelaki kekasih teman kerjanya itu. Sehingga malam penuh bintang dihabiskan perlahan, diantara jalan menuju pelabuhan Perak Surabaya.

Tak ada arah tujuan, berdua mengendarai motor di tengah gulita malam. Ini dilakukan perempuan layouter tabloid Kriminal usai rapat penentuan materi untuk tayang esok hari bersama reporter tabloid yang sama itu.

Malam menjadi sahabat paling akrab di antara mereka. Ritme kerja, kesempatan berdua berlaku demikian adanya. Sesudah liput sana-sini keliling kota sang lelaki terbiasa mendatangi perempuan layouter tabloid itu. Ngobrol hingga mengajak dinner.

Angkringan pinggir pelabuhan kerap menemani mereka, kadang hingga semburat jingga mentari akan menyapa. STMJ biasa menemani cengkerama, juga sebungkus nasi kucing. 

Ya, hanya sebungkus saja, saling suap dengan tangan telanjang menjadi ritual yang melupakan lapar sesungguhnya. Canda kecil, kerling nakal,  manja mesra merupa pelengkap lambat untuk tandasnya sebungkus nasi.

Hingga Fajar akan datang, saat bunyi ayam jantan milik penduduk kampung sekitar pelabuhan terdengar, sua terlarang itu berakhir. Menuju ke tempat tinggal masing - masing. Sang lelaki mengantarkan pulang terlebih dahulu perempuannya ke tempat kost, sebelum akhirnya dia sendiri sampai ke rumah tinggalnya sendiri. Yang dia tempati dengan istri.

Kebiasaan pulang pagi mengingat pekerjaan, membuat istri lelaki reporter itu tidak mempermasalahkan. Secangkir kopi hangat, satu panci penuh air panas untuk mandi selalu disiapkan demi menyambut suami pulang.

"Nyulik thithik," itu kata suami pada istrinya.

Kebiasaan yang kerap dilakukan sebelum mandi. Lalu tidur mendengkur hingga matahari tinggi dan dia harus ngantor lagi. Bincang panjang memang jarang terjadi, namun itu bukan berarti hubungan dalam masalah. Landai seperti biasa, tanpa gesekan apa-apa. Hubungan pernikahan itu tenang tanpa riak gelombang.

Tak ada gejolak atau masalah besar yang membuat sang lelaki harusnya hengkang dari sisi istri, apalagi sampai ada kata cerai seperti yang kerap dikatakan pada perempuan layouter selingkuhannya. Hanya hambar saja yang membuat lelaki reporter itu ingin mendua.

Merasa tak diawasi, membuat lelaki reporter itu bebas menancapkan taji. Meski status KTP sudah menikah disandangnya. Sebagai lelaki ada kebolehan poligami. Ini pula andalan yang dia pakai menaklukkan hati perempuan layouter kantornya. Yang padanya dia sering cash bon untuk sekedar membeli rokok pun makan siang gratisan.

Trisno jalaran soko ngglibet, itulah pameo yang berlaku untuk mereka. Rasa nyaman yang didapat saat berdua memunculkan benih selalu ingin bersama, lalu cinta diutarakan mewarnai kebersamaan selanjutnya. Dengan bumbu cerita ketidak nyamanan mengarungi pernikahan dengan sang istri sampai wacana cerai yang akan dijatuhkan oleh lelaki reporter itu.

Perempuan layouter itu terseret menjadi selingkuhan. Janji dinikahi membuatnya melambung tinggi, menjadi istri kedua, menggantikan istri utama bila betul ada perceraian atau kekasih selamanya. Pelakor sudah hidupnya kini. Perebut lelaki orang.

Sebuah stempel yang sama sekali tak pernah dia bayangkan akan disandang. Sementara sang lelaki merasa di atas angin. Baginya, punya perempuan lebih dari satu itu tak mengapa, toh kawan-kawannya juga cuek bebek.

 "It's none of your bussiness". Menjadi kesepakatan tak tertulis diantara lingkungannya. Asal pekerjaan selesai sesuai target, apapun gossip kehidupan tak akan disinggung. Kecuali bila itu merugikan perusahaan. Baru pemred atau bahkan direksi akan turun tangan.

Kondisi ini cukup menguntungkan bagi keduanya. Sex after lunch atau dinner with bed menjadi kebiasaan. Tidak ada kontrol lingkungan membuat hal ini terus berlanjut.

Istri di rumah tak tahu apa-apa, sementara teman di kantor tutup mata tutup telinga. Budaya timur luntur. Kebebasan individu ala barat mendapatkan tempat terhormat.

Padahal kalau mau, lingkungan kerja, kawan dekat bisa menjadi penasehat utama atas kesalahan hubungan itu. Tapi kalau mereka pun setali tiga uang, bagaimana itu bisa terjadi. 

Perselingkuhan menjadi kebiasaan yang dimaklumi dan diterima keberadaannya. Ironi, bertabrakan dengan nilai agamis yang harusnya ditaati. Luntur sudah, tiada lagi benar salah menurut norma agama yang menjadi landasan sikap. Berganti dengan nilai baru. Hak Asasi. Asal tidak merugikan orang lain," jangan campuri urusanku".

Sebagai perempuan saya sedih dengan kondisi demikian. Perempuan selalu mendapat stigma negatif, meski dia tidak sepenuhnya bisa disalahkan. Dia juga korban loh.

Korban rayuan gombal. Korban kegagalan mengelak dari rasa cinta. Sementara para lelaki yang demikian, tidak ada yang menghujat. "Ah, namanya juga lelaki".

Mau marah saja ketika mendengar pemakluman pada lelaki seperti itu. "Emang kalo lelaki boleh ya jatuhin cinta ke perempuan yang diinginkan, sementara perempuan dilarang keras. Ih, gak adil amat."

Tapi bisa apa saya, itu sudah berlaku umum di masyarakat kita. Mau mengelak apalagi melawan susah. Membela wanita pelakor disangka pro perselingkuhan, mau tidak setuju dianggap melanggar hak asasi suka sama suka, Maju kena mundur kena. Paling aman ya diam.

Halaah, ini pun buat saya tidak nyaman. Tetap ingin menyuarakan agar perempuan mendapat hak terhormat, bukan ajang pendiskreditan. Apa-apa yang jelek perempuan. Padahal lelaki juga tak kalah besar peranannya dalam menebar "wabah" perselingkuhan.

Saya sebut wabah karena ini bisa jadi trend. Satu orang di kantor melakukan dan dibiarkan, teman yang lain bakal mudah terpapar. Bisa -bisa satu kantor terimbas cinta lokasi. Ngeri ih, istri di rumah akan menderita ketar-ketir bila tahu ini terjadi.

Jadi gimana dong. Jaga diri, jaga hati. Itu satu satunya jalan. Selalu ingat bahwa teman kerja hanyalah partner bekerja, di lokasi kerja. Bukan pendamping hati. Bukan belahan jiwa sehidup semati.

Beri batasan di otak. Its forbidden. Dia suami seseorang. Balikkan posisinya pada kita. Andai kita ada di tempat istrinya, pasti keberatan pula suaminya tergoda.

Hindari memberikan rasa nyaman pada teman lelaki. Terutama untuk mengobrol di luar pekerjaan. Apalagi bila sampai curhat, membongkar aib hubungan dengan istrinya. Bahwa dia tidak berada di zona nyaman ketika berada di dekat istrinya.

Itu adalah isyarat kode bahwa dia, lelaki itu sedang mencari celah memasuki area psikologis perempuan. Mencari dukungan, simpati, bahkan empati. Kalau dibiarkan perangkap itu bisa menjebak hati. Jangan layani.

Lalu kalau sudah terlanjur jatuh hati bagaimana? Berat banget beud. Berhubungan dengan milik orang itu nyesek setengah mati. Butuh perjuangan keras untuk lepas dari jerat ini.

Ditinggal kadung sayang, diteruskan milik orang, pasti isi kepala dipenuhi cemburu pada istri lelaki selingkuhan. Karena tentu saja si lelaki bakal chit-chat dengan istrinya saat kencan. Mengirim beragam alasan supaya aman melanjutkan perkencanan. Selanjutnya perempuan selingkuhan itu pun jadi merasa ingin tahu betul akan perkembangan hubungan sang lelaki dengan istri sahnya.

Merasa bahagia ketika si lelaki berkata tidak bahagia dengan istri, lebih bahagia dengan kamu, perempuan selingkuhan. Jiah bikin baper ini mah. Padahal, tahukah kamu? Jika ini otak bulus lelaki saja supaya kamu relah diapa apain olehnya.

Kalau lelaki itu serius mencintai tentu dia akan ajukan pinangan pernikahan beneran. Jangan sirri ya, karena itu sama saja dengan menyembunyikan kamu. Lelaki yang serius bakal bangga punya istri dan mengenalkan pada siapa saja.

Lhadalah, kok membicarakan pernikahan. Yalah, kalau mau aman ya harus menikah meskipun dipoligami. Daripada numpuk dosa. Tapi apa iya bisa rela berbagi cinta? Kalau tidak. Sudahi saja. Jangan lanjutkan, meskipun I can't Live if living it without you, kata Air Suply jaman dahulu.

Perempuan hebat tidak akan terpuruk karena cinta. Dia mandiri, segudang pekerjaan cukup untuk mengalihkan perhatian. Sibukkan diri. Fokus bekerja, ukir prestasi. Abaikan lelaki yang hanya menjadikanmu sebagai selingkuhan. Jangan beri peluang dia mendekati lagi.

Susahnya ini sulit terjadi karena peluang pertemuan yang besar. Hanya satu jalan, perkuat tekad. Untuk tak lagi menjalin hubungan. Lakukan pekerjaan sesuai tupoksi, buka hati lebar-lebar untuk menerima hal lain di luar namanya.

Buat dirimu bahagia. Berikan me time, manjakan diri. Hangout bersama teman wanita atau yang terbaik adalah introspeksi. Lebih mendekat pada sang pencipta, Tuhan. Pencipta rasa cinta.

Menangislah. Tumpahkan sedih susah padaNya. Lalu buat list, mudharat dan maslahat, untung rugi bila kompromi dengan wabah perselingkuhan. Buat tulisan besar di dada dan dan kepala. "Aku bisa hidup tanpamu".

Stop melayani lagi. Memikirkan itu wajar, tapi segera alihkan perhatian. Buat karya untuk terapi, misal berpuisi, menulis cerpen atau esai gundah hati. Seperti yang sedang saya lakukan saat ini. Hlah kok. Haha

Ditulis Anis Hidayatie, untuk Kompasiana
Ngroto, 15/9/2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun