Mohon tunggu...
Anis Contess
Anis Contess Mohon Tunggu... Guru - Penulis, guru

aniesday18@gmail.com. Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata. Mari tebar cinta dengan kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dirikan Posko, Bukan Hanya Corona, Lapar Juga Bisa Membunuh Manusia

7 April 2020   06:47 Diperbarui: 7 April 2020   07:24 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lahua | sumber: Liputan 6

Potret Yuyun, potret bapak di Medan beserta 4 kasus kematian di atas tersebab kelaparan, bagi saya bukan kebetulan. Nyata, lapar bisa mengakibatkan kematian. Sehingga ketika orang-orang pinggiran mengaku lebih takut dengan kematian karena kelaparan daripada dengan Corona saya memaklumi.

Lahua | sumber: Liputan 6
Lahua | sumber: Liputan 6
Seperti penuturan pengemudi Bentor Becak Motor Gorontalo yang ditulis Liputan 6.com 31 Meret 2020 Lahua,"Kami lebih takut kelaparan dari pada takut corona," katanya dengan wajah gusar.

Senada dengan penuturan pengemudi ojek di Luanda Angola yang dilansir Kronologi.id Garcia Landu. Menurutnya, ia punya anak dan istri yang harus dipenuhi sandang dan pangan sehari-harinya.

"Lebih baik mati karena penyakit ini (corona) ataupun tembakan daripada mati kelaparan. Mati kelaparan, saya tak akan pernah menerima itu. Saya tak bisa," tegasnya, dilaporkan AFP pada Senin 6 April 2020.

Ketakutan yang masuk akal, karena tak kuat menahan beban kehidupan. Makan untuk hidup. Betul itu. Puasa tak mengapa, tapi kalau setiap hari bingung memikirkan yang akan dipakai berbuka, itu menjadi tekanan psikologis yang luar biasa. Saya mafhum, tahu rasanya.

Maka untuk mengatasi hal itu, bilakah dibuka posko darurat kelaparan? Hotline service. Bukan hanya untuk pengendalian Covid-19. Seperti yang dilakukan Relawan Banten Melawan Corona (RBMC). Harusnya, pemerintah bisa berperan serta. Ada dana desa milyaran di garda depan. Ada dana kelurahan kota ratusan juta. Itu bisa dimanfaatkan.

Regulasi penggunaan dana  untuk sosialisasi dan penanganan Covid-19 memang telah ada, menggunakan dana tersebut. Namun bila bisa pula dialokasikan untuk mereka yang membutuhkan bantuan pemenuhan sembako bagi keluarga terdampak Corona, itu akan menyelamatkan lebih banyak nyawa.

Betul telah ada anggaran dana pemerintah pusat yang akan menggelontorkan Rp. 405,1 triliun guna menangani pandemi virus corona atau Covid-19 di Indonesia. Anggaran tersebut berasal dari Anggaran Pendapatan Belanjan Nasional (APBN) 2020. Namun bila proses cairnya berbelit dan tidak teralokasikan untuk keluarga terdampak, yang ada kemungkinan "mati"kelaparan akibat menanggung beratnya efek Corona, rasanya tidak fair juga.

Jadi hemat saya, dirikan posko dan buka hotline service, tidak hanya untuk mengahadapi Covid-19 tapi juga keluarga yang berpotensi "kelaparan". Di tiap desa atau kelurahan, dengan informasi berjenjang. Dari ujung tombak paling dekat dengan warga, RT, RW, dusun, lalu ditangani bersama. Menggunakan dana yang dipunya. Agar mata rantai persoalan putus, tertangani segera. Untuk Indonesia bebas dari kematian akibat Corona dan kelaparan.

Ditulis Anis Hidayatie, untuk Kompasiana
Ngroto, Berangkat keliling. Selasa, 7 April 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun