Mohon tunggu...
aniesa puspitasari
aniesa puspitasari Mohon Tunggu... Freelancer - penyuka hujan dan segelas teh hangat

perempuan pecinta hujan dan puisi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kupu Hitam

10 Juli 2024   17:57 Diperbarui: 10 Juli 2024   17:59 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Peergiii, jangan ke sini nanti ada bahaya yang muncul di sini!”, Saritem tiba-tiba berteriak    keras. Mengusirku dari rumah

Tak lama kemudian Bapaknya muncul. Diikuti oleh ratusan warga dengan wajah garang ingin menghabisiku. Api kemarahan berkobar di mata mereka.

“ Habisin saja dia mbah!”

“Iya habisin. Akibat ulahnya desa kita kena bencana,” serempak suara mereka mengema di udara. Terasa panasnya suasana hari ini.

“Bakar-bakar dia hidup-hidup”

“Jangan dia cuma wanita lemah, aku tanyakan dulu sama penunggu desa” Mbah Mijan mengambil alih suasana meskipun terasa panas membakar.

 Mbah Mijan mulutnya komat- kamit membaca mantra. Entah apa itu. Badanku terasa sakit. Panas merambati tubuhku. Tubuhku sulit bergerak. Akukan kalah. Kata ibuku bacakan ayat kursi maka Alloh SWT akan  melindungi. Segera saja kubaca ayat kursi dalam hati. Keringat deras mengucur di badanku. Aku takut setengah mati. Mungkin ini hari terakhirku di dunia.

   DUAR...DUAR...

Terdengar suara ledakan hebat. Kulihat nyala api memancar. Sesaat kemudian penglihatanku buram badanku tak sanggup lagi menopang tubuhku. Aku jatuh pingsan.

KEBAKARAN...KEBAKARAN! sayup-sayup ramai terdengar teriakan orang silih berganti.

“ Maya kamu tak apa-apa” sebuah suara membangunkanku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun