Dulu aku sempat berpikir "Kalau foto si orang A tersebut bagus, kenapa ga hire mereka aja? Daripada memaksakan kita mengadopsi style photo si A tersebut, yang hasilnya kemungkinan besar pasti tidak akan bisa sebagus si A (alias yang original)."
Meski saat ini, aku masih memegang prinsip tersebut, perlahan aku mulai paham juga kalau hal tersebut mau tidak mau pasti akan terjadi. Sama juga dengan cara kita berkarya yang dulu hanya memiliki informasi terbatas, sekarang kita dapat berkara dengan imajinasi dan style yang tidak terbatas, klien juga berhak memiliki referensi yang tidak terbatas juga. Â
Makanya kalau klien suka A, ya hire fotografer A karena keterbatasan informasi fotografer B, C, D. Sekarang ini, meski si kliensuka dengan fotografer A, tapi dia sendiri mendapatkan banyak informasi dari sosmed style fotografer B, C, D, yang mereka juga suka. Menyebabkan si A ini memiliki tanggung jawab untuk mengakomodasi kemauan klien ini.
Value Sebuah Foto
Hal yang cukup abstrak dan ambigu untuk dibicarakan, yaitu bagaimana value sebuah foto di zaman yang sekarang serba digital ini?
Konsumsi foto (dan video) sudah menjadi keseharian di zaman sekarang ini. Menurut survey, dalam sehari kita dipertontonkan dengan 4.000 hingga 10.000 foto setiap harinya, mencakup iklan, foto di sosmed instagram, tiktok, facebook, dll.
Hal ini membuat konsumsi foto menjadi hal yang sangat biasa, maka dari itu konten video, dewasa ini meningkat sangat jauh jika dibandingkan foto. Menurut hipotesaku, Hal ini membuat nilai "Foto" menjadi devaluasi. Mirip mungkin dengan konsep inflasi di ekonomi..
Jadi apakah value sebuah foto di zaman sekarang masih sama seperti 10 tahun yang lalu?
Menurutku, value sebuah foto sangat berkurang di masyarakat awam dengan banyaknya paparan konten. Jika kita terapkan ke industri wedding fotografi. Klien kemungkinan besar melihat foto tidak seberharga di jaman dulu dikarenakan mereka sendiri sudah terlalu banyak melihat foto wedding dari orang lain, teman-temannya, dan juga yang bertebaran di dunia online, maka dari itu harga foto wedding pun menjadi devaluasi seiring dengan waktu. Jika kalian punya hipotesa lain, mungkin bisa ditambahkan ya..
Menaikkan Value Sebuah Foto
Jika kalian seorang wedding fotografer, pasti kalian sudah sering mendengar pernyataan kalau yang tersisa dari sebuah wedding itu hanyalah tinggal sebuah foto. Dekorasi dibongkar, makanan enak juga dibuang, make up juga dihapus dalam sehari, musik dan entertainment berlalu begitu saja, meninggalkan sebuah foto dan video yang masih bisa dikenang sampai tua. Pernyataan tersebut tidak salah dan masih berlaku bahkan sampai hari ini.Â
Menurutku, kita sebagai fotografer wedding, perlu untuk memberikan value lebih bagi klien, dan mengedukasi mereka bukan hanya menyimpan file foto digital saja yang kemungkinan besar mereka akan kehilangan file tersebut di kemudian hari juga tapi juga harus mencetak foto tersebut, baik dalam bentuk kanvas, album, postcard, maupun pigura.Â
Menjadikan suatu hal yang intangible, menjadi tangible itu sangant penting di dunia yang makin modern ini. Hal tersebut akan membuat kita menjadi berbeda dengan fotografer lainnya jika bisa memberikan value yang lebih.