Mohon tunggu...
Ani Caswati
Ani Caswati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Singaperbangsa Karawang

Ephiphany 😊

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Free Palestine

9 Juni 2024   01:05 Diperbarui: 9 Juni 2024   01:07 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dunia kian gelap gulita

ratapi kekesalan akan kebutaan

Perdamaian selalu menjadi angan

Kejahatan yang berlindung pada kekuasaan 

menjadi kemunafikan yang nyata

Penindasan bukan lagi ketakutan namun kepuasan bagi iblis bengis

Konspirasi-konspirasi menyebar tipuan menarik simpati mendukung eksploitasi

Sungguh licik diktator meraung kejayaan dengan kekerasan

Bayi yang lahir bukan lagi menangis meminta susu

Namun menjerit direnggutnya masa depan

Tak ada lagi anak berlari ceria mengejar mimpi

Satu alasan mereka berlari menghindari ajal yang memaksa

Perempuan bukan lagi terkungkung patriarki 

Melainkan juga mati ditindas kebengisan sang binatang

Jendela ditutup rapat-rapat

Si bengis memainkan tangan kotornya,

mencampur adukkan politik, agama, dan kepentingan untuk menopang egosentris

Oh tuan, anda menciptakan kekacauan

Tapi anda menjunjung keadilan bagi seluruh bangsa -katanya

Padahal dulu tuan melewati kejamnya kehidupan

Tapi kenapa kini tangan tuan menjadi kejam bagi mereka yang tak punya kekuasaan

Bukan hanya kekuasaan...

Tanah, rumah, bahkan nyawa mereka sendiri,

bukan lagi kepunyaan mereka

Lihatlah tuan, tidakkah kaki ini bergetar menginjak tanah berlumur darah

Bahkan untuk meminum air saja mereka ragu sudah tercampur darah saudaranya,

Lihat tuan, mereka terkurung bak hewan kandang menunggu ajal

Hanya menunggu giliran, hancur badan dilahap ledakan

Ironis sekali tuan,

Tuan terlanjur ingin menduduki singgasana Tuhan

Sang Pemilik hanya menyaksikan tuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun