Tanah, rumah, bahkan nyawa mereka sendiri,
bukan lagi kepunyaan mereka
Lihatlah tuan, tidakkah kaki ini bergetar menginjak tanah berlumur darah
Bahkan untuk meminum air saja mereka ragu sudah tercampur darah saudaranya,
Lihat tuan, mereka terkurung bak hewan kandang menunggu ajal
Hanya menunggu giliran, hancur badan dilahap ledakan
Ironis sekali tuan,
Tuan terlanjur ingin menduduki singgasana Tuhan
Sang Pemilik hanya menyaksikan tuan.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!