Mohon tunggu...
Anggun ArtikaPrisa
Anggun ArtikaPrisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa strata 1

Haloo, salam kenal semuaa Saya remaja berusia 19 tahun. Saya mahasiswa S1 Pendidikan IPS di Universitas Pendidikan Indonesia. Saya aktif mengikuti organisasi ataupun volunteer di kampus dan mengeksplorasi berbagai hal di kampus . Saya memiliki kemampuan berbicara di publik. Saya juga memiliki sifat mudah beradaptasi,disiplin,dan suka belajar hal baru.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menciptakan Pembelajaran IPS Yang Bermakna Melalui Metode Pembelajaran Project Based Learning (PjBL)

19 Desember 2024   15:30 Diperbarui: 19 Desember 2024   13:42 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Berdasarkan Bab 1 Pasal 1 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003), pendidikan adalah penciptaan lingkungan belajar dan proses pembelajaran yang memungkinkan peserta didik mengembangkan kekuatan agama dan spiritual, pengendalian diri, dan mengenali potensi dirinya secara positif. Dinyatakan bahwa ini adalah upaya yang sadar dan disengaja untuk menciptakan Mengembangkan budi pekerti, akal budi, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, negara, dan bangsa. Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan. Derap langkah pembangunan selalu diupayakan seirama dengan tuntutan zaman. Perkembangan zaman selalu memunculkan persoalan-persoalan baru yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya.  Pendidikan yang bermutu tidak dapat dilihat hanya dari aspek kognitif dan kemampuan pengukuran numerik saja. Sebaliknya, ia berfokus pada pengembangan keterampilan serta sikap dan nilai (perilaku).

Pendidikan sebagai salah satu ekspresi kebudayaan manusia harus mampu memajukan dan menunjang pembangunan di masa yang akan datang. Pendidikan harus mampu mengembangkan  peserta didik secara optimal sehingga mampu menghadapi dan memecahkan permasalahan kehidupan yang semakin kompleks. Pendidikan sebagai upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia harus bertujuan untuk menghasilkan lulusan sesuai kompetensi yang diharapkan, sebagaimana ditegaskan dalam kewajiban Undang-Undang Nomor 4 Republik Indonesia. Selaras dengan fungsi dan tujuan pendidikan yang tertuang dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tepatnya di Bab 2 Pasal 3 Pendidikan "Berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk ber- kembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, ber- akhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta ber- tanggung jawab" .  Mereka akan tumbuh menjadi warga negara yang sehat, terpelajar, kompeten, kreatif, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab. Menghasilkan lulusan yang berkarakter baik memerlukan proses pembelajaran dengan dukungan dan bimbingan para pemangku kepentingan. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional di atas, perlu dipahami bahwa pendidikan pada hakikatnya adalah upaya manusia untuk menghasilkan sumber daya manusia yang kompeten dan mampu menghadapi dan memecahkan permasalahan kehidupan. Dari sudut pandang sosial, permasalahan kehidupan manusia semakin hari semakin besar dan kompleks.

Seperti diketahui, sistem pendidikan Indonesia telah banyak mengalami perubahan. Perubahan yang paling mendasar dalam dunia pendidikan adalah kurikulum,  dari kurikulum  1947 menjadi kurikulum Merdeka Belajar, yang diumumkan oleh Menteri Pendidikan Nadiem Makarim. Perubahan kurikulum di Indonesia disebabkan oleh sifat ilmu pengetahuan yang dinamis dan kebutuhan manusia yang berubah seiring berjalannya waktu. Kurikulum mandiri yang disebut prototipe kurikulum. Prototipe kurikulum merupakan kurikulum yang memadukan berbagai muatan pembelajaran di sekolah yang bertujuan untuk mengoptimalkan peserta didik, mengembangkan konsep, dan memperkuat kemampuannya. Sejalan dengan cita-cita tokoh pendidikan Indonesia Ki Hajar Dewantara, siswa dapat mengembangkan kepribadian mandiri dengan mengedepankan kebebasan belajar mandiri dan kreatif.

Mata pelajaran IPS merupakan bagian dari kurikulum sekolah, yang muatannya berasal dari muatan bidang ilmu IPS yang mempelajari fenomena-fenomena kehidupan, dan karena merupakan permasalahan kehidupan manusia maka cakupannya sangat luas. Meliputi interaksi antara masyarakat dengan lingkungannya.

Berikut ini adalah pengertian ilmu-ilmu sosial yang dikemukakan oleh beberapa ahli.

1. Menurut Pusat Kurikulum, IPS adalah mata pelajaran yang membahas tentang gejala, fenomena, dan peristiwa sosial yang terjadi di masyarakat, dipilih dan diselenggarakan untuk diajarkan di sekolah. Oleh karena itu, IPS mengambil konsep, generalisasi, dan teori dari berbagai  ilmu sosial seperti sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi, dan ilmu  politik, lalu menyederhanakan, mengadaptasi, dan memilihnya menjadi bahan ajar untuk tujuan pendidikan.

2. Menurut salah satu lembaga yang bergerak dalam pengembangan pendidikan ilmu-ilmu sosial, yaitu NCSS, ilmu-ilmu sosial diartikan sebagai kajian terpadu berbagai ilmu-ilmu sosial dan humaniora untuk memberikan keterampilan yang berbeda-beda kepada setiap warga negara Masu. Kurikulum sekolah mencakup berbagai konsep ilmu sosial, termasuk antropologi, arkeologi, ekonomi, geografi, sejarah, hukum, filsafat, ilmu politik, psikologi, agama, sosiologi, dan materi yang sesuai dengan humaniora. Menyediakan pelajaran ilmu sosial yang digunakan. Pengetahuan Alam dalam Matematika dan Sains, disajikan secara sistematis dan terkoordinasi. Edgar Bruce Wesley mendefinisikan ilmu sosial sebagai penyederhanaan dari ilmu-ilmu sosial berbeda yang digunakan untuk tujuan pendidikan (Wahidwarni,2017)

4. Standar Amerika untuk Kurikulum dan Pengajaran Menurut istilah, ilmu sosial mencakup banyak aspek dari ilmu-ilmu sosial yang berbeda, sejarah,  ekonomi, ilmu politik, Filsafat dipilih dan disesuaikan dengan tujuan pembelajaran ilmu pengetahuan sosial sekolah   dan universitas seperti sosiologi, antropologi, psikologi, geografi (Astawa, 2017)

5. Menurut Zreik, pendidikan ilmu sosial membantu anggota masyarakat tumbuh menjadi warga negara yang mengembangkan diri, memiliki pemikiran rasional dan sikap bertanggung jawab, sehingga dapat dijadikan contoh oleh anggota masyarakat lainnya masyarakat untuk melakukan hal tersebut. Mereka bahkan dapat mewujudkan nilai-nilai masyarakat.

6. Menurut Mariyani, pendidikan ilmu-ilmu sosial adalah kumpulan konsep-konsep, generalisasi dan teori-teori dari berbagai ilmu-ilmu sosial, disederhanakan untuk keperluan pengajaran dan pendidikan, dengan memperhatikan ilmu pengetahuan dan psikologi, diadaptasi, dipilih dan dimodifikasi.

7. Menurut Banks, pendidikan IPS adalah bagian dari kurikulum yang dimasukkan setiap sekolah ke dalam pendidikan siswanya. Pendidikan IPS adalah bagian dari kurikulum yang dimasukkan sekolah ke dalam pendidikan siswanya yang bertujuan untuk menjadi lebih dewasa. Sikap dan Nilai -- Nilai bagi Masyarakat dan Partisipasi diNegara di Dunia. Menurutnya, pendidikan IPS sangat penting dijadikan bahan ajar di  lembaga pendidikan formal di semua jenjang, mulai dari sekolah dasar hingga universitas.

8. Jarolimek berpendapat bahwa pendidikan IPS adalah perolehan berbagai pengetahuan, sikap, keterampilan, dan nilai-nilai yang mempersiapkan peserta didik menjadi individu yang berperan aktif dalam berbagai kelompok sosial di lingkungannya berarti menunjuk. Aktif, mereka hidup.

Menurut Bapak Ali Imran Udin,  Ilmu Pengetahuan Sosial  (IPS) merupakan versi sederhana dari berbagai disiplin ilmu sosial untuk keperluan pendidikan dan pengajaran  baik di sekolah dasar maupun menengah.

Menurut Abu Ahmadi, IPS merupakan kelas yang memadukan ilmu sosial yang berbeda. B. Geografi, Sejarah, Sosiologi, Antropologi, Psikologi Sosial, Ekonomi, Ilmu Politik, Hukum, dan Program Pendidikan. (Astawa, 2017) dimana Menurut NCSS, tujuan utama dari Pendidikan IPS adalah untuk mendidik seluruh siswa yang memiliki pengetahuan sosial adalah untuk mengembangkan mereka menjadi manusia rasional yang dapat mengambil keputusan tidak hanya berdasarkan emosi tetapi juga data dan informasi.

Adapun konsep pembelajaran terpadu menurut Kemendikbud (2013) dalam Rahnawati adalah pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema.

Salah satu mata pelajaran yang disajikan secara terintegrasi adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Dalam konteks pendidikan barat, IPS disebut sebagai social studies yang didefinisikan menurut  Edgar B. Wesley sebagai ilmu sosial yang disederhanakan untuk tujuan pedagogis (Zevin, 2013). Untuk IPS yang diajarkan disekolah menengah, Zevin mendefinisikan sebagai studi data, analisis, dan masalah etika yang berhubungan dengan sejarah manusia, perilaku manusia, dan nilai-nilai manusia. Singkatnya, studi sosial di kelas adalah tentang bagaimana dan mengapa orang bertindak, apa yang mereka yakini, dan dimana dan bagaimana mereka hidup dan telah hidup. (Rahmawati)

Demi kebaikan bersama, agar masyarakat demokratis dapat muncul meskipun dunia mempunyai budaya yang beragam namun saling bergantung. Tujuan pendidikan IPS adalah memberikan pemahaman pengetahuan kepada peserta didik, mengajarkan cara berpikir cerdas, dan menanamkan sikap demokratis, yang memungkinkan peserta didik aktif dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan dilakukan oleh kelompoknya. Pikirkan kepentingan kelompoknya, bangsa, bahkan dunia.

Oleh karena itu, semua siswa harus mempunyai kemampuan untuk melakukan penyelidikan dan penelitian, mulai dari mengenali adanya suatu masalah, menguji suatu teori, mengumpulkan data, menarik kesimpulan, dan akhirnya menyelesaikan masalah tersebut.

Sebagai Mahasiswa pendidikan IPS yang nantinya akan berkiprah langsung di duania pendidikan harus dibekali dengan berbagai pengetahuan dan keterampilan yang  diperlukan  untuk berinteraksi dan melaksanakan kegiatan sosial, seperti kegiatan kelompok dan kegiatan sosial, serta sikap dan komitmen yang mengakar terhadap kehidupan demokratis dalam lingkup kelompok yang lebih besar dan Bersifat global. (Wahidmurni, 2017)  Guru mempunyai peran yang sangat strategis dalam pelaksanaan proses pembelajaran di kelas, dan sebagai hasilnya, guru pada umumnya menganggap model, metode, dan strategi pembelajaran tradisional menjadi semakin penting ini.  Fatmawati & Anjasari (2021) menyatakan bahwa kegiatan utama guru mengajar adalah memberikan stimulus, memberi bimbingan, memberi pengarahan, dan memberi dorongan kepada siswa untuk belajar. Adapun kegiatan belajar dari guru yang berkaitan dengan penciptaan lingkungan belajar, yang mana siswa menjadi lebih semangat dalam kegiatan belajar.

Kegiatan belajar lainnya adalah menghubungkan materi pembelajaran yang dipelajari dengan situasi lingkungan, baik lingkungan fisik, social, maupun budaya. Untuk menjadikan siswa kreatif, inovatif dan mudah beradaptasi, guru harus inovatif, kreatif, mudah beradaptasi dan nyaman di dalam kelas dimana interaksi belajar mengajar yang efektif dan multi arah harus mampu menciptakan suasana belajar yang positif.  Belajar adalah suatu proses aktivitas mental siswa, yang dilakukan secara sadar untuk memperoleh kondisi produktif dan kreatif bagi pengayaan dan pemeliharaan kehidupan siswa. Uno (2009, p. 54), yaitu Untuk menunjang kehidupan, manusia harus mempunyai kecakapan hidup, yang diperoleh melalui berbagai proses pembelajaran, seperti perolehan pengetahuan serta dapat belajar untuk mengetahui, belajar untuk melakukan sesuatu, Belajar menjadi diri sendiri dan Belajar hidup bersama.

 Jika guru hanya menggunakan metode yang monoton di kelas, maka upaya mengubah perilaku siswa tidak akan mencapai tujuan pembelajaran. Diperkuat kembali dengan pendapat menurut Pak Mahtu dan Pak Maka, A.K.(2007, p. 30), "Mengajar adalah  proses perubahan perilaku, sehingga guru harus:

a).  menciptakan berbagai kesempatan kepada peserta didik untuk mengeksplor hal-hal baru.

b). membimbing peserta didik kearah perilaku yang baru (yaitu bagaimana rasanya belajar, menerapkan, dan belajar).

Kohler menjelaskan bahwa pembelajaran berhasil jika siswa dapat menyatukan semua bagian untuk menyelesaikan keseluruhan masalah. Sebuah solusi muncul ketika seseorang mampu memanfaatkan seluruh rangsangan di sekitarnya sehingga terbentuklah sebuah wawasan. (dalam Rahmawati )(Hergenhahn & Olson, 2008).

Dalam pendekatan pembelajaran terpadu IPS sering disebut dengan pendekatan Interdisipliner (Winataputra & Darojat, 2014). Berikut Beberapa model penerapan pendekatan terpadu dalam pembelajaran IPS menurut Depdiknas (2007b) dapat dikategorikan sebagai berikut:

 1) Model integrasi berdasarkan topic, misalnya tema kegiatan ekonomi penduduk ditinjau dari geografi, ekonomi, sosiologi dan sejarah; 2) Model integrasi berdasarkan potensi utama wilayah setempat misalnya "potensi Lombok sebagai daerah wisata Budaya" dapat dikaji dari faktor alam, historis dan budaya masyarakat setempat;3) Model Integrasi berdasarkan permasalahan yang ada, misalnya tentang TKI ditinjau dari segi geografi, ekonomi, sosiologi dan historis; 4) Model integrasi lintas disiplin ilmu yang merupakan model yang digunakan di sekolah dasar. Dengan pembelajaran terpadu, siswa dapat mencapai kompetensinya secara utuh baik itu pengetahuan, sikap dan keterampilan.

Hal penting dalam kegiatan mentransfer Knowledge perlu diikuti dengan strategi ataupun inovasi dalam proses pengajarannya. Strategi atau metode pembelajaran Untuk mencapai tujuan pembelajaran, siswa dan guru harus melakukan kegiatan interaksi belajar-mengajar (interaksi pedagogis). Guru harus memilih dan menentukan jenis kegiatan yang sesuai agar siswa berhasil dalam pelajaran. Sekalipun materi telah dipilih dan disusun dengan tepat, tujuan pembelajaran tidak akan tercapai tanpa adanya kegiatan belajar mengajar yang tepat. Oleh karena itu, perlu adanya penguasaan pengetahuan dan keterampilan mengajar guru dan pembelajaran siswa. Mengingat tujuan pengajaran IPS mencakup berbagai bidang yang berbeda seperti keterampilan, pengetahuan, keterampilan, dan sikap, maka guru IPS tidak bisa hanya mengajar setiap hari namun harus bisa membangkitkan semangat belajar seperti berdiskusi, pemberian tugas, demostrasi, pemecahan masalah, sosiodrama, widyawisata, dan lainnya perlu diterapkan sehingga terdapat variasi yang dapat meningkatakan motivasi siswa. Dengan cara ini diharapkan mampu meningkatkan efektivitas pembelajaran pendidikan IPS

Tidak ada satu pun metode pembelajaran yang dapat memuaskan semua situasi dan kondisi. Oleh karena itu, guru perlu menyadari kelemahan dan kelebihan berbagai metode pembelajaran serta keterampilan menerapkannya agar dapat memilih satu atau lebih metode pembelajaran yang optimal. Dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran, diperkenalkan guru pada prinsip pendekatan inkuiri dan pembelajaran aktif siswa (student active learning) dengan tujuan supaya guru dapat meningkatkan daya belajar peserta didik melalui pembelajaran yang meningkatkan aktivitas belajar peserta didik.

Pada pembahasan kali ini, akan mengulas mengenai metode pembelajaran project based lerarning sebagai salah satu model pembelajaran Pendidikan IPS.

Lalu, Apa sih metode pembelajaran Project Based Learning (PjBL) ??

Menurut Fathurrohman (2016) dalam Rahmawati, project based learning adalah model pembelajaran yang menggunakan proyek atau kegiatan sebagai sarana pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan yang dicapai peserta didik.

Menurut Catur Model pembelajaran berbasis proyek (project based learning/PJBL) adalah sebagai salah satu model pembelajaran inovatif yang berbasis pada peserta didik (student centre) dapat digunakan dan dipilih oleh guru sebagai salah satu alternatif metode pembelajaran yang akan memberikan "warna" baru dalam pembelajaran dari yang umumnya cenderung konvensional.

Pada model pembelajaran Project Based Learning ini mewajibkan peserta didik untuk belajar dan menghasilkan sebuah karya, oleh karena itu model ini dapat meningkatkan motivasi peserta didik untuk belajar, meningkatkan kecakapan peserta didik dalam pemecahan masalah dan meningkatkan kerjasama peserta didik dalam kerja kelompok (Saputro & Rayahu, 2020). Menurut The George Lucas Educational Foundation (2005), 

"Project Based Learning is curriculum fueled and standards based. Project Based Learning is a learning approach that requires a standard of content in the curriculum. Through Project Based Learning, the inquiry process begins by asking a guiding question and guiding learners in a collaborative project that integrates various subjects (materials) in the curriculum. When the question is answered, students can see directly the various major elements as well as various principles in a discipline that is being studied."

Project based learning menekankan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik ketika melakukan suatu investigasi yang mendalam terhadap suatu topik. Secara konstruktif, peserta didik melakukan eksplorasi atau pendalaman pembelajaran dengan melakukan pendekatan berbasis riset terhadap permasalahan dan pertanyaan yang berbobot, nyata, dan relevan. Penjaraban tersebut adalah pengertian project based learning menurut Grant (2002).

Model pembelajaran yang satu ini dapat diterapkan ketika guru ataupun fasilitator ingin menciptakan lingkungan pembelajaran yang aktif dan meminta peserta didiknya untuk fokus dalam pada perkembangannya. Selain itu, Project Based Learning dapat dijalankan secara kontinu dan terarah ketika memenuhi beberapa syarat berikut:

1. Pendidik memiliki keterampilan untuk mengidentifikasi kompetensi dasar yang lebih menekankan pada keterampilan atau pengetahuan pada tingkat penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.

2. Pendidik bertanggungjawab untuk melakukan penguasaan materi sehingga dapat memilih materi atau topik-topik yang akan dijadikan tema proyek sehingga menjadi menarik.

3. Pendidik setidaknya harus terampil memotivasi peserta didik dalam mengerjakan proyek. Dengan begitu, peserta didik diharapkan akan merasa "memiliki" atas proyek tersebut atau proyek yang sudah dijalankan.

4. Tersedianya fasilitas dan sumber belajar yang cukup sehingga siswa atau kelompok siswa bisa terpenuhi kebutuhannya.

5. Pendidik harus memastikan peserta memiliki kesesuaian waktu proyek dengan jadwal atau kalender akademik agar kegiatan proyek tidak bentrok atau mengalami hambatan tertentu.

Hal yang perlu diperhatikan guru dalam Penerapan model Project Based Learning  pada kurikulum Merdeka yaitu  membuat perangkat pembelajaran sebelum memulai pembelajaran yang berupa capaian pembelajaran, TP (Tujuan Pembelajaran), ATP (Alur Tujuan Pembelajaran), dan modul ajar. Project based learning sangat baik diterapkan karena untuk membantu pengembangan percaya diri peserta didik dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan membuat pembiasaan peserta didik untuk berpikir tinggi (HOTS) (Fauzi,Siregar, and Meilya 2019).

Lalu, apa saja karaktereistik model Project Based Learning?

Perlu diingat bahwasannya model pembelajaran project based learning memiliki karakteristik di mana guru menjadi fasilitator. Dimana peran fasilitator adalah memberikan permasalahan berupa studi kasus yang nantinya akan diselesaikan pada peserta didik dalam bentuk proyek. Maka tak heran apabila project based learning ini menekankan pada keaktifan dan keterlibatan peserta didik.

Adapun Karakteristik project based learning di antaranya:

1. Berfokus pada peserta pemebelajaran atau siswa (student oriented)

2. Berbasis proyek dalam pembelajarannya

3. Mengembangkan partisipasi aktif dari peserta didik

4. Menumbuhkan insiatif dan kemandirian dari peserta didik

5. Melatih kolaborasi dan tanggung jawab untuk mengakses dan mengelola informasi untuk mencari solusi

6. Melatih berpikir kritis (critical thinking) dan kreativitas peserta didik

7. Evaluasi dilakukan secara berkala karena peserta melakukan refleksi

8. Proyek pembelajaran menghasilkan sebuah produk atau output yang jelas

9. Fasilitator mendampingi selama proses pembelajaran

Keunggulan Pelaksanaan Project Based Learning

Kurniasih dalam Nurfitriyani menjabarkan model pembelajaran project based learning memiliki keunggulan dalam pelaksanaannya. Adapun keunggulan dari penerapan model project based learning meliputi:

1. Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar mendorong kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu dihargai

2. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah

3. Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-problem yang kompleks

4. Meningkatkan kolaborasi

5. Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan komunikasi

6. Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelola sumber

7. Memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi proyek dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas

8. Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik secara kompleks dan dirancang berkembang sesuai dunia nyata

9. Melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil informasi dan menunjukkan pengetahuan yang dimiliki, kemudian diimplementasikan dengan dunia nyata

10. Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga peserta didik maupun pendidik menikmati proses pembelajaran.

Adapun kekurangan dalam penerapan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) menurut Titu, sebagai berikut: a.) Sebagain besar permasalahan "dunia nyata" tidak terpisahkan dengan masalah kedisiplinan sehingga disarankan utnuk mengajarkannya dengan cara melatih dan menfasilitasi peserta didik dalam menghadapi masalah. b.) Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah. Kegiatan dilkukan dengan merancang, mengaplikasikan serta membuat sehingga menghasilkan suatu produk. Sehingga memerlukan alokasi waktu yang panjang agar mampu menyelesaikan masalah dan menghasilkan produk. c.) Banyak instruktur yang nyaman dengan kelas tradisonal sehingga memerlukan motivasi, peningkatan kemampuan mengajar pendidik dan pembiasaan melakukan pembelajaran aktif. d.) Pembelajaran memerlukan peralatan yang mendukung dalam kegiatan proyek. Peralatan ini sebagai sarana menghasilkan suatu produk dari proyek yang sedang dikerjakan

Untuk menerapkan model pembelajaran project based learning guru perlu memperhatikan langkah-langkah berikut ini yaitu:

(1) penentuan proyek; (2) merencanakan langkah-langkah dalam menyelesaikan proyek; (3) menyusun jadwal;  (4) penyelesaian proyek dan monitoring guru;  (5) penyusunan laporan dan persentasi hasil proyek;

 (6) evaluasi hasil proyek. Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Indonesia, Nadiem Makarim menyatakan bahwa pembelajaran berbasis proyek atau project based learning mesti diterapkan (Kasih 2021).

Secara umum langkah-langkah model Project Based Learning (PjBL) terdiri dari penentuan pertanyaan mendasar, mendesain perencanaan proyek, menyusun jadwal, memonitor kemajuan proyek atau pengalaman kegiatan belajar. Adapun langkah-langkah pembelajaran model Project Based Learning (PjBL) yang dikembangkan oleh The George Lucas Education Foundation terdiri dari tahapan berikut ini.

a. Start with the essential question, Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan tang essensial, yaitu pertanyaan yang dapat memberi penugasan terhadap peserta didik untuk melakukan aktivitas, misalnya melakukan ekplorasi. Pertanyaan harus diambil dari topik yang sesuai dengan realistis dunia nyata berdasarkan hasil investigasi mendalam. Pendidik harus berusaha memilih topik yang relevan dengan kurikulum dan perkembangan para peserta didik. Tentunya sesuai denga apa yang telah direncanakan, sebagaimana yang ditetapkan dalam pertanyaan pemandu.

b. Design a plan for the project Pendidik dan peserta didik secara kolaboratif membuat perencanaan proyek, dengan demikian peserta didik doharapkan akan merasa "memiliki" atas proyek tersebut. Perencanaan tersebut mengintregrasikan beberapa mata pelajaran yang sesuai dengan tema atau subtema, berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan essential serta menentukan alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek.

c. Create a schedule Pendidik dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahapan ini antara lain: (1) membuat timeline untuk menyelesaikan proyek, (2) membuat deadline penyelesaian proyek, (3) mengarahkan peserta didik agar merencanakan secara kreatif, (4) membimbing peserta didik ketika membuat cara yang tidak berhubungan dengan proyek dan (5) memintas peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan tentang pemilihan suatu cara).

d. Monitor the students and the progress the project Pada tahap ini pendidik bertanggung jawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara memfasilitasi peserta didik pada setiap proses. Dengan kata lain, pendidik berperan menjadi mentor bagi aktivitas peserta didik. Agar mempermudah proses monitoring dibuatlah sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang penting.

e. Asses the autcome, Tahap ini pendidik melakukan penilaian untuk membantu pendidik dalam mengukur ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing- 31 masing peserta didik, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapau peserta didik, membantu pendidik dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.

f. Evaluate the experience Pada akhir proses pembelajaran, pendidik dan peserta didik melakukan refleksi terhadap aktivitas selama mengerjakan proyek dan produk dari proyek yang sudah dilakukannya. Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini peserta didik diminta untuk mengungkapkan perasaannya dan pengalamannya selama menyelesaikaan proyek. Pendidik dan peserta didik mengembagkan diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran. Sehingga pada akhirnya ditemukan suatu temuan baru untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran.

Dari  penjelasan di atas dapat disimpulkan  bahwa model pembelajaran "Project Based Learning" (PjBL) adalah suatu desain model pembelajaran yang menanamkan pengetahuan dan keterampilan melalui tugas atau kegiatan proyek sebagai pusat kegiatan  pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara langsung . Melatih peserta didik dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyelesaikan berbagai permasalahan sesuai dengan fakta dan kenyataanya dengan memberikan kesempatan untuk mengekspresikan kreativitas secara mandiri maupun berkelompok.

 

REFERENSI

 

Endayani, H. (2023). Konsep dasar pendidikan ilmu sosial.

Karima, M. K., & Ramadhani, R. (2018). Permasalahan pembelajaran IPS dan strategi jitu pemecahannya. Ittihad, 2(1).

Kasih, Ayunanda Pinanta. 2021. "Mendikbud Nadiem Dorong Pembelajaran Project Based

Learning, Seperti Apa?" Kompas.com, May, 1--3.

Rahmawati, B. F., & Zidni, Z. (2019). Identifikasi permasalahan-permasalahan dalam pembelajaran IPS. Fajar Historia: Jurnal Ilmu Sejarah dan Pendidikan, 3(1), 1-10.

Nurhajati, D., & Billy, P. D. R. (2023). THE IMPLEMENTATION OF PROJECT BASED LEARNING IN INTRODUCTION TO LITERATURE SUBJECT TO THE STUDENTS AT UNP KEDIRI. JURNAL KOULUTUS, 6(1).

Saputro, O. A., & Rahayu, T. S. (2020). Perbedaan Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning (PJBL) dan Problem Based Learning (PBL) Berbantuan Media Monopoli terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Jurnal Ilmiah Pendidikan Dan Pembelajaran, 4(1), 185-193.

Sianturi, L. (2021). Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) Pada Pembelajaran Informatika Materi Pengolahan Angka Microsoft Excel. In Science, Engineering, Education, and Development Studies (SEEDS): Conference Series (Vol. 5, No. 2).

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun