Mohon tunggu...
Anggun ArtikaPrisa
Anggun ArtikaPrisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa strata 1

Haloo, salam kenal semuaa Saya remaja berusia 19 tahun. Saya mahasiswa S1 Pendidikan IPS di Universitas Pendidikan Indonesia. Saya aktif mengikuti organisasi ataupun volunteer di kampus dan mengeksplorasi berbagai hal di kampus . Saya memiliki kemampuan berbicara di publik. Saya juga memiliki sifat mudah beradaptasi,disiplin,dan suka belajar hal baru.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menciptakan Pembelajaran IPS Yang Bermakna Melalui Metode Pembelajaran Project Based Learning (PjBL)

19 Desember 2024   15:30 Diperbarui: 19 Desember 2024   13:42 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Adapun kekurangan dalam penerapan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) menurut Titu, sebagai berikut: a.) Sebagain besar permasalahan "dunia nyata" tidak terpisahkan dengan masalah kedisiplinan sehingga disarankan utnuk mengajarkannya dengan cara melatih dan menfasilitasi peserta didik dalam menghadapi masalah. b.) Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah. Kegiatan dilkukan dengan merancang, mengaplikasikan serta membuat sehingga menghasilkan suatu produk. Sehingga memerlukan alokasi waktu yang panjang agar mampu menyelesaikan masalah dan menghasilkan produk. c.) Banyak instruktur yang nyaman dengan kelas tradisonal sehingga memerlukan motivasi, peningkatan kemampuan mengajar pendidik dan pembiasaan melakukan pembelajaran aktif. d.) Pembelajaran memerlukan peralatan yang mendukung dalam kegiatan proyek. Peralatan ini sebagai sarana menghasilkan suatu produk dari proyek yang sedang dikerjakan

Untuk menerapkan model pembelajaran project based learning guru perlu memperhatikan langkah-langkah berikut ini yaitu:

(1) penentuan proyek; (2) merencanakan langkah-langkah dalam menyelesaikan proyek; (3) menyusun jadwal;  (4) penyelesaian proyek dan monitoring guru;  (5) penyusunan laporan dan persentasi hasil proyek;

 (6) evaluasi hasil proyek. Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Indonesia, Nadiem Makarim menyatakan bahwa pembelajaran berbasis proyek atau project based learning mesti diterapkan (Kasih 2021).

Secara umum langkah-langkah model Project Based Learning (PjBL) terdiri dari penentuan pertanyaan mendasar, mendesain perencanaan proyek, menyusun jadwal, memonitor kemajuan proyek atau pengalaman kegiatan belajar. Adapun langkah-langkah pembelajaran model Project Based Learning (PjBL) yang dikembangkan oleh The George Lucas Education Foundation terdiri dari tahapan berikut ini.

a. Start with the essential question, Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan tang essensial, yaitu pertanyaan yang dapat memberi penugasan terhadap peserta didik untuk melakukan aktivitas, misalnya melakukan ekplorasi. Pertanyaan harus diambil dari topik yang sesuai dengan realistis dunia nyata berdasarkan hasil investigasi mendalam. Pendidik harus berusaha memilih topik yang relevan dengan kurikulum dan perkembangan para peserta didik. Tentunya sesuai denga apa yang telah direncanakan, sebagaimana yang ditetapkan dalam pertanyaan pemandu.

b. Design a plan for the project Pendidik dan peserta didik secara kolaboratif membuat perencanaan proyek, dengan demikian peserta didik doharapkan akan merasa "memiliki" atas proyek tersebut. Perencanaan tersebut mengintregrasikan beberapa mata pelajaran yang sesuai dengan tema atau subtema, berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan essential serta menentukan alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek.

c. Create a schedule Pendidik dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahapan ini antara lain: (1) membuat timeline untuk menyelesaikan proyek, (2) membuat deadline penyelesaian proyek, (3) mengarahkan peserta didik agar merencanakan secara kreatif, (4) membimbing peserta didik ketika membuat cara yang tidak berhubungan dengan proyek dan (5) memintas peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan tentang pemilihan suatu cara).

d. Monitor the students and the progress the project Pada tahap ini pendidik bertanggung jawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara memfasilitasi peserta didik pada setiap proses. Dengan kata lain, pendidik berperan menjadi mentor bagi aktivitas peserta didik. Agar mempermudah proses monitoring dibuatlah sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang penting.

e. Asses the autcome, Tahap ini pendidik melakukan penilaian untuk membantu pendidik dalam mengukur ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing- 31 masing peserta didik, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapau peserta didik, membantu pendidik dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.

f. Evaluate the experience Pada akhir proses pembelajaran, pendidik dan peserta didik melakukan refleksi terhadap aktivitas selama mengerjakan proyek dan produk dari proyek yang sudah dilakukannya. Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini peserta didik diminta untuk mengungkapkan perasaannya dan pengalamannya selama menyelesaikaan proyek. Pendidik dan peserta didik mengembagkan diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran. Sehingga pada akhirnya ditemukan suatu temuan baru untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun