Mohon tunggu...
Anggraini Fadillah
Anggraini Fadillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - student at riau islamic university | content writer | host podcast

hi, i'm anggraini fadillah. thank you for agreeing to read the article here 💌🎀

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Bebaskan, Masih Ingin Nakal

14 Mei 2024   23:13 Diperbarui: 14 Mei 2024   23:17 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Senang sekali tampaknya, berdendang dengan irama musik

Katamu, ini obat penghilang sakit kepala

Segelas alkohol dan perempuan-perempuan murahan

Lincah dan gesit, kau merasa berwibawa

***

Zaman telah berubah, kau masih kolot wahai Nona, manis?

Nafsu itu membuat lapar harus dikenyangkan

Santai sedikitlah, jangan terlalu fanatik sama agamamu

Sok suci sekali, memangnya kau masih perawan?

***

Apa yang kau harapkan dari seseorang?

Berharap ia akan setia dan bertanggung jawab padamu?

Mati-matian kau terjaga namun disepelekan hanya karena kau punya prinsip?

Tegaskan, pandangi wajah pecundang di depanmu

***

Mereka tidak bisa sepertimu, karena mereka bukan dirimu

Tidak perlu kau memaksakan, cara berpikirmu kepada mereka

Cukup untuk dirimu, selebihnya biarkan mereka dengan hidupnya

Tegakkan kepalamu, jangan ciut karena kau tegas dalam hidup

***

Nilai baik yang kau jaga selama ini akan diperhitungkan, tenanglah 

Nanti juga mereka akan merasa kotor, jika mereka telah dekat dalam kehancuran

Mereka hampa namun pelariannya menyedihkan

Lingkaran setan memang menyesatkan

***

Masih ada hari esok dan napasmu masih diberi gratis oleh Tuhan

Memohon ampunlah, bersimpuh dan berjanji

Yang kotor masih bisa dibersihkan

Bahkan, yang hancur, lebur, kelam dan hitam pekat, masih pantas mendapatkan cahaya yang terang

***

Puisi ini menggambarkan seseorang yang katanya, selagi muda maka bebaskanlah diri untuk mencoba apapun yang menjadi hal-hal yang membuat diri sendiri tergerak untuk menuntaskan segala penasaran-penasaran yang ada. Tanpa ilmu yang cukup akhirnya dia terjebak dalam lingkaran setan yang menurutnya, membuat hari-harinya menyenangkan namun ia tidak sadar bahwa ia telah sampai pada jurang kehancuran.

Tidak dipungkiri bahwa sebagai manusia dengan rutinitas yang sangat-sangat membuat stres dan frustrasi kadang kala, kita jadi dituntut untuk mencari sebuah hiburan dan kesenangan namun makna hiburan dan kesenangan pada akhirnya disalahartikan yang pada akhirnya masuk ke dalam perangkap 'menghibur diri' pada sesuatu hal yang efeknya sangat buruk di masa depan.

Tidak hanya laki-laki namun juga banyak perempuan-perempuan yang mengasumsikan hiburan dan kesenangan di masa muda adalah untuk membebaskan diri maka nakal sedikit tidak apa-apalah begitu kira-kira. Ironisnya banyak dari mereka merasa bangga dengan menceritakan hal-hal yang menurut kita yang mendengarkan adalah sebuah aib besar dan sangat menyedihkan bila didengarkan namun mereka yang melakukan beranggapan itu adalah sebuah prestasi masa muda yang perlu dinikmati.

Untuk teman-teman yang tidak mencoba hal-hal yang katanya 'masih muda, cobalah untuk nakal' ucapkan terima kasih kepada diri sendiri karena dengan kekolotan dan kepolosan yang kalian punya, hidup kalian aman dan tentram karena kalian membingkai masa lalu dan berjalan menuju masa depan dengan penuh kehati-hatian dan kewaspadaan untuk tidak menghancurkan diri sendiri.

Untuk teman-teman yang telah masuk dan mencoba hal-hal yang demikian maka maafkanlah diri sendiri dan kembalilah kepada hal-hal yang lebih baik. Sadari bahwa itu adalah kesalahan dan bukan kebenaran yang kalian ciptakan dalam kepala kalian sendiri. Kalian, tetap punya kesempatan untuk mendapatkan hal-hal yang pantas dan layak serta terbaik di masa depan.

Jangan pernah merasa bahwa karena memiliki masa lalu yang kelam, hitam dan di masa depan merasa tidak layak mendapatkan hal-hal yang terbaik maka itu adalah pikiran yang salah bahwa setiap orang apapun masa lalunya tetap punya kesempatan untuk mendapatkan hal-hal yang baik, pantas dan layak. Ucapkan, terima kasih kepada diri sendiri bahwa benar bahwa kalian melakukan kesalahan dan terima kasih karena telah memperbaiki kesalahan menjadi kebenaran serta menjadi manusia lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun