Senang sekali tampaknya, berdendang dengan irama musik
Katamu, ini obat penghilang sakit kepala
Segelas alkohol dan perempuan-perempuan murahan
Lincah dan gesit, kau merasa berwibawa
***
Zaman telah berubah, kau masih kolot wahai Nona, manis?
Nafsu itu membuat lapar harus dikenyangkan
Santai sedikitlah, jangan terlalu fanatik sama agamamu
Sok suci sekali, memangnya kau masih perawan?
***
Apa yang kau harapkan dari seseorang?
Berharap ia akan setia dan bertanggung jawab padamu?
Mati-matian kau terjaga namun disepelekan hanya karena kau punya prinsip?
Tegaskan, pandangi wajah pecundang di depanmu
***
Mereka tidak bisa sepertimu, karena mereka bukan dirimu
Tidak perlu kau memaksakan, cara berpikirmu kepada mereka
Cukup untuk dirimu, selebihnya biarkan mereka dengan hidupnya
Tegakkan kepalamu, jangan ciut karena kau tegas dalam hidup
***
Nilai baik yang kau jaga selama ini akan diperhitungkan, tenanglahÂ
Nanti juga mereka akan merasa kotor, jika mereka telah dekat dalam kehancuran
Mereka hampa namun pelariannya menyedihkan
Lingkaran setan memang menyesatkan
***
Masih ada hari esok dan napasmu masih diberi gratis oleh Tuhan
Memohon ampunlah, bersimpuh dan berjanji
Yang kotor masih bisa dibersihkan
Bahkan, yang hancur, lebur, kelam dan hitam pekat, masih pantas mendapatkan cahaya yang terang
***
Puisi ini menggambarkan seseorang yang katanya, selagi muda maka bebaskanlah diri untuk mencoba apapun yang menjadi hal-hal yang membuat diri sendiri tergerak untuk menuntaskan segala penasaran-penasaran yang ada. Tanpa ilmu yang cukup akhirnya dia terjebak dalam lingkaran setan yang menurutnya, membuat hari-harinya menyenangkan namun ia tidak sadar bahwa ia telah sampai pada jurang kehancuran.
Tidak dipungkiri bahwa sebagai manusia dengan rutinitas yang sangat-sangat membuat stres dan frustrasi kadang kala, kita jadi dituntut untuk mencari sebuah hiburan dan kesenangan namun makna hiburan dan kesenangan pada akhirnya disalahartikan yang pada akhirnya masuk ke dalam perangkap 'menghibur diri' pada sesuatu hal yang efeknya sangat buruk di masa depan.
Tidak hanya laki-laki namun juga banyak perempuan-perempuan yang mengasumsikan hiburan dan kesenangan di masa muda adalah untuk membebaskan diri maka nakal sedikit tidak apa-apalah begitu kira-kira. Ironisnya banyak dari mereka merasa bangga dengan menceritakan hal-hal yang menurut kita yang mendengarkan adalah sebuah aib besar dan sangat menyedihkan bila didengarkan namun mereka yang melakukan beranggapan itu adalah sebuah prestasi masa muda yang perlu dinikmati.
Untuk teman-teman yang tidak mencoba hal-hal yang katanya 'masih muda, cobalah untuk nakal' ucapkan terima kasih kepada diri sendiri karena dengan kekolotan dan kepolosan yang kalian punya, hidup kalian aman dan tentram karena kalian membingkai masa lalu dan berjalan menuju masa depan dengan penuh kehati-hatian dan kewaspadaan untuk tidak menghancurkan diri sendiri.
Untuk teman-teman yang telah masuk dan mencoba hal-hal yang demikian maka maafkanlah diri sendiri dan kembalilah kepada hal-hal yang lebih baik. Sadari bahwa itu adalah kesalahan dan bukan kebenaran yang kalian ciptakan dalam kepala kalian sendiri. Kalian, tetap punya kesempatan untuk mendapatkan hal-hal yang pantas dan layak serta terbaik di masa depan.
Jangan pernah merasa bahwa karena memiliki masa lalu yang kelam, hitam dan di masa depan merasa tidak layak mendapatkan hal-hal yang terbaik maka itu adalah pikiran yang salah bahwa setiap orang apapun masa lalunya tetap punya kesempatan untuk mendapatkan hal-hal yang baik, pantas dan layak. Ucapkan, terima kasih kepada diri sendiri bahwa benar bahwa kalian melakukan kesalahan dan terima kasih karena telah memperbaiki kesalahan menjadi kebenaran serta menjadi manusia lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H