Asap dari keduanya jadi saksi betapa gembiranya dia. Tak lagi terkekang masa lalu, mulai membangun kehidupan yang lebih layak untuk batinnya.
Sejak dulu, lelaki itu bukanlah seorang pria yang mampu mengumbar kata cinta didepan.Â
Ia lebih banyak bermain dibalik layar. Daripada bertemu, ia lebih memilih untuk intens berkomunikasi via WhatsApp. Bahkan menelepon pun tak mau.
Berbanding lurus dengan beberapa rekan sejawatnya, yang kerap mengabadikan berbagai momen bersama pasangannya.
Makan bersama, liburan, nonton film di bioskop atau hanya sekedar jalan-jalan tak jelas diatas motor berdua.
Lelaki itu tak begitu dan bahkan tak mau. Baginya, yang tahu soal cinta dan mencintai adalah masing-masing.
Baginya, tak perlu melakukan hal serupa dengan yang dilakukan rekan sejawatnya, jika caranya saja bisa membuat ia sendiri bahagia.
Nahasnya, apa yang ia pikirkan dan lakukan, kebanyakan tak sejalan dengan perempuan yang ia dekati.Â
Setiap gadis yang coba ia dekati lebih memilih mundur atau mengabaikannya. Alasannya sederhana, lelaki itu tak terbuka.
Para gadis itu sebagian besar ingin merasakan cinta berdua. Seperti makan bareng, nonton film, jajan bareng dan semua kegiatan bersama layaknya pasangan normal pada umumnya.Â
Para gadis tak merasakan itu semua dari lelaki itu. Pilihannya jelas, abaikan.