Mohon tunggu...
Anggita Prameswara Putri
Anggita Prameswara Putri Mohon Tunggu... Desainer - Freelance Writer

Anggita adalah seorang profesional desainer yang memiliki semangat tinggi untuk terus belajar dan mengajar dalam berbagai bidang. Sebagai seorang desainer, Anggita memiliki bakat dan minat yang besar dalam menciptakan karya visual yang menarik dan inovatif. Anggita telah menghabiskan bertahun-tahun untuk mengasah keterampilan desainnya dan telah berhasil membangun reputasi yang kuat di industri desain. Ia memiliki pemahaman yang mendalam tentang desain grafis, desain produk, dan desain visual lainnya. Kreativitasnya yang luar biasa dan keahliannya dalam menggunakan berbagai alat desain membuatnya menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang. Selain menjadi seorang desainer yang sukses, Anggita juga seorang freelance dosen. Ia sangat antusias dalam berbagi pengetahuan dan pengalaman desainnya kepada orang lain. Sebagai seorang pengajar, ia berusaha untuk menciptakan lingkungan belajar yang positif dan memotivasi siswanya untuk berpikir kreatif dan berani mengambil risiko. Salah satu hal yang paling menonjol tentang Anggita adalah kegemarannya dalam belajar di berbagai bidang. Ia percaya bahwa pembelajaran sepanjang hayat adalah kunci untuk tetap relevan dan berkembang dalam dunia yang terus berubah. Anggita selalu berusaha untuk mempelajari hal-hal baru, baik dalam desain maupun di luar itu. Ia sering menghadiri seminar, workshop, dan kursus untuk terus meningkatkan pengetahuannya dan memperluas perspektifnya. Dengan dedikasinya untuk desain, kecintaannya dalam berbagi pengetahuan, dan semangatnya untuk terus belajar, Anggita telah menjadi seorang profesional yang dihormati dan diakui di dunia desain. Ia merupakan contoh inspiratif bagi banyak orang yang ingin mengembangkan keterampilan desain mereka dan mengejar karir yang sukses dalam bidang ini.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Pelajari Cara Mengelola Energi Kamu agar Tahu Kamu Burnout atau Hanya Malas

6 September 2023   18:39 Diperbarui: 9 September 2023   00:26 588
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernah nggak kamu merasa lelah dan seolah 'terlepas' dari pekerjaan kamu? Banyak jurnal penelitian menyatakan bahwa hal itu disebut "burnout". Kamu pasti sudah tidak asing lagi dengan kata tersebut, karena kata tersebut cukup lumrah di zaman sekarang dan sudah banyak disebutkan, khususnya di perkantoran atau lingkungan kerja profesional. Namun terkadang hal tersebut disalahgunakan dengan cara yang tidak tepat atau sebagai alasan untuk bermalas-malasan. Lantas, apa sebenarnya burnout yang sering disalahartikan dengan rasa malas? 

Menurut banyak jurnal penelitian di PubMed Central dibawah Perpustakaan Kedokteran Nasional, istilah burnout pertama kali digunakan dalam sebuah novel "A Burnt-Out Case"  (1960) oleh penulis Inggris Graham Greene.

Novel ini bercerita tentang seorang arsitek terkenal, Querry, yang tidak lagi menemukan makna dalam seni atau kesenangan dalam hidup karena muak dengan selebritisnya, hingga ia didiagnosis menderita mental yang setara dengan 'burnt-out case' oleh seorang dokter, dalam novelnya.

Burnout vs Kemalasan

Berdasarkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan beberapa jurnal penelitian, burnout merupakan sindrom psikologis individu akibat stres kronis di tempat kerja yang tidak berhasil dikelola dan ditandai dengan 3 dimensi: kelelahan, keterpisahan karena perasaan negatif terkait pekerjaan, dan ketidakefisienan profesional. Sindrom ini juga dapat menyebabkan masalah kesehatan.

Kita mungkin pernah terkena sindrom ini karena kewalahan dengan pekerjaan atau tugas yang membuat tubuh dan pikiran merespons hal tersebut, yang disebut burnout. Tapi, ini berbeda dengan kemalasan.

Jika seseorang malas, penyebabnya seringkali dikarenakan oleh kurangnya motivasi atau kepercayaan diri yang menyebabkan mereka tidak memulai aktivitas atau mulai mengerjakan pekerjaannya.

Kemalasan juga bisa merupakan perilaku berulang yang menjadi kebiasaan atau hanya keadaan sementara yang dapat diatasi oleh seseorang dengan mengubah pola pikirnya. 

Hal ini sebagian besar berkaitan dengan suatu perilaku atau kebiasaan apa pun yang bisa secara sadar dipilih seseorang untuk akhirnya menjadi pribadi yang malas.

Jika kita merasa malas, kita perlu mengubah pola pikir guna membantu otak kita bekerja dengan baik. Yuk kita coba memvisualisasikan perbedaan utama antara burnout dan lazy! Visualisasi di bawah ini berdasarkan hasil beberapa jurnal penelitian dan sumber lain yang telah dibaca penulis.

Cara Mengatasi Rasa Malas

Untuk membantu mengatasi rasa malas, manusia perlu mengubah pola pikir dan mulai mengubah kebiasaan. Mengubah kebiasaan bagi sebagian orang terkadang bukanlah hal yang mudah karena mereka belum tahu bagaimana memulainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun