Kelompok kondisi kesehatan mental yang dikenal sebagai mood disorder atau gangguan suasana hati mempengaruhi suasana hati seseorang secara signifikan. Depresi, salah satu bentuk utama gangguan suasana hati, ditandai dengan perasaan sedih mendalam, kehilangan minat, energi rendah, dan perubahan dalam pola tidur dan makan. Sebaliknya, mania adalah bentuk gangguan suasana hati lainnya apabila orang mengalami tingkat energi yang tinggi, euforia yang berlebihan, dan perilaku impulsif. Fluktuasi antara episode depresi dan mania adalah inti dari gangguan mood yang dikenal sebagai bipolar.
Ketidakseimbangan kimia otak, genetika, stres, dan trauma adalah beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan gangguan mood. Terapi psikologis, penggunaan obat-obatan, dan dukungan sosial adalah bagian dari pengobatan gangguan mood. Pencegahan juga sangat penting, dengan fokus pada manajemen stres, pola hidup sehat, dan menemukan gejala awal. Meskipun ada banyak pilihan pengobatan, mengelola gangguan mood dapat menjadi perjalanan yang sulit. Menerima dan mendapatkan dukungan dari keluarga sangat penting untuk mengatasi dampak negatifnya terhadap kehidupan sehari-hari penderitanya. Melalui pemahaman yang lebih baik dan penelitian terus-menerus, diharapkan dapat menyediakan perawatan dan kualitas hidup yang lebih baik bagi mereka yang mengalami gangguan mood.
Gangguan mood bukan hanya merupakan tantangan individu, tetapi juga mempengaruhi hubungan interpersonal, prestasi akademik, profesional dalam pekerjaan, juga kualitas hidup secara keseluruhan. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk memahami gangguan mood dan mengurangi stigma masalah kesehatan mental. Untuk memastikan bahwa orang yang mengalami tanda-tanda gangguan mood dapat mendapatkan bantuan medis dengan cepat, upaya pencegahan dan pendidikan perlu ditingkatkan.
Dikutip dari ringkasan pengamatan mahasiswa UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri terhadap salah satu orang yang mengalami bipolar. "Berinisial QA(23) merupakan anak tunggal yang tinggal bersama ibu beserta kakek dan neneknya, sedangkan ayahnya telah meninggal sejak QA kelas 2 SMP. Awal mula QA mengalami perubahan suasana hatinya ketika ia ditinggal oleh kepergian ayahnya, dan hubungan dengan ibunya lebih tertutup tidak sedekat dengan ayahnya. Diceritakan bahwa QA juga melakukan self-injury sebagai bentuk pelampiasannya. QA menyadari dan mengetahui terhadap perilaku self-injury yang dilakukan pada dirinya sendiri. Perilaku self-injury yang dilakukan QA dengan bentuk menyayat kulit tangan, menampar wajahnya sendiri, menjambak rambutnya sendiri yang dilakukan secara berulang-ulang. Dengan melakukan tindakan tersebut membuat QA merasa mampu melampiaskan kekesalan emosinya dan merasa lebih lega. Biasanya alasan individu melakukan self-injury untuk mengatasi rasa sakit secara emosional. Dan ketika sudah melakukan hal tersebut, individu merasa puas dan lega karena telah meluapkan rasa sakitnya melalui self-injury." Begitu yang dikatakan oleh sang penulis.
Menurut pengamatan peristiwa tersebut, perilaku melukai diri sendiri ini adalah salah satu jenis melukai diri sendiri yang menyebabkan luka fisik untuk melampiaskan luka batin yang dialaminya. Untuk mengatasi kesulitan interpersonal, orang biasanya menyakiti dirinya sendiri. Berdasarkan pemahaman tentang perilaku menyakiti diri di atas, hal tersebut dapat memberikan gambaran tentang perilaku menyakiti diri sebagai bentuk pelampiasan pada remaja pengidap bipolar. Selain itu, kondisi keluarga dan kondisi lingkungan sangat mempengaruhi pembentukan karakter manusia.
Dilansir dari situs halodoc.com dikatakan bahwa, "Katarsis atau pelepasan emosi kadang justru bisa memperburuk kesehatan mental seseorang. Sebab melampiaskan, menyuarakan, dan melepaskan emosi secara agresi belum terbukti dapat memberikan hasil yang positif."
Hal ini bisa berpengaruh pada beberapa fase gangguan mood seseorang. Ketika orang mengalami gangguan mood, biasanya juga diikuti dengan munculnya rasa pelampiasan dari diri orang tersebut secara sadar maupun tidak, untuk mengurangi gangguan mood yang dirasakannya. Bentuk dari rasa pelampiasan itu bisa berupa positif dan negatif, seperti menangis, tertawa, marah, berteriak, menyakiti diri, juga mencari masalah dan merusak segala sesuatu yang mengarah pada objek sekitar ataupun lingkungan yang dijangkaunya. Bahkan, pelampiasan yang dikarenakan gangguan mood dapat berpengaruh pada saat kita sedang melakukan sesuatu.
Dari pengalaman orang tersebut diketahui bahwa gangguan mood atau lebih sering dikenal bipolar, yang terjadi pada dirinya menyebabkan adanya efek pelampiasan. Akan tetapi pelampiasan yang dilakukannya termasuk kategori pelampiasan negatif, dikarenakan hal itu melukai fisiknya dan berujung pada timbulnya rasa sakit lainnya yang akan dirasakan. Bisa juga menjadikan kebiasaan pelaku untuk mengulangi hal tersebut dikemudian hari, hingga mengakibatkan kecanduan. Namun, dari segi pandang pelaku hal itu akan menjadi hal yang normal. Sedangkan dalam Islam tidak diajarkan untuk menyakiti diri sekecil apa pun, sebagaimana hal itu nantinya akan membuat orang yang melakukannya mendapatkan dosa dari Allah.
Sebenarnya dalam melampiaskan gangguan mood tidak hanya berupa yang negatif saja, melainkan juga ada yang positif. Maksud dari positif di sini merujuk pada hal-hal yang tidak merugikan dan menyakiti diri sendiri maupun orang lain. Melainkan murni untuk melepaskan beban yang dirasakan dalam diri, seperti berteriak atau menangis yang membuat beberapa orang terlepas dari beban yang dirasakannya. Meskipun kita  sering melihat orang melampiaskan dengan cara yang membuatnya lebih memberi efek yang sangat terasa bagi dirinya untuk mengalihkan dari rasa sakit gangguan mood tersebut, yaitu pelampiasan negatif tadi. Akan tetapi, hal tersebut nantinya dapat menimbulkan berbagai dampak buruk untuk lingkungan sekitar.
Rasa pelampiasan bisa terjadi karena emosi seseorang sering kali menjadi hambatan dan sulit untuk dikendalikan. Semua refleks mungkin terjadi begitu saja tanpa diketahui sebelumnya. Namun, tahukah kalian bahwa terlalu banyak emosi juga tidak baik. Â Jika kita sering melakukannya hingga tidak bisa mengendalikannya, banyak hal buruk yang akan terjadi. Untuk menghindari kebiasaan tersebut, perlu diperhatikan lima dampak pelampiasan negatif berikut.
1. Â Â Â Â Â Â Â Tidak disukai lingkungan sekitar
Orang-orang di sekitar kita tidak akan menyukai seseorang yang tidak dapat mengendalikan emosinya. Biasanya, orang-orang di sekitar akan menjadi sensitif karena mereka tidak ingin melihat seseorang yang mudah emosinya tanpa kontrol. Mereka mungkin merasa ketakutan dan tidak aman. Mereka akan memilih untuk menghindari Anda dan membenci Anda. Terlebih lagi, Anda dapat menjadi lebih kecewa jika terlalu mudah melampiaskan perasaan Anda tanpa alasan yang jelas. Jangan biarkan hal ini terjadi walaupun melakukannya tanpa sengaja. Meski terkesan sepele, namun perlu berhati-hati.
2. Â Â Â Â Â Â Â Kesulitan mendapatkan teman
Teman dapat menjauh, jika Anda mudah emosi dan sulit mengendalikannya. kesulitan mendapatkan teman karena tidak bisa menangani masalah dengan baik, seolah-olah Anda masih anak kecil. Selain itu, ketika Anda menceritakan masalah yang tidak relevan dengan mereka.Mereka melepaskan rasa takut emosi yang sering Anda biarkan begitu saja, sehingga mereka akan mudah meninggalkanmu. Anda masih dapat memiliki teman, tetapi tidak sebanyak jika Anda berusaha lebih baik untuk mengendalikan emosi Anda. Ini karena tidak semua masalah dapat dibicarakan begitu saja; kadang-kadang diperlukan untuk dipendam sendiri.
3. Â Â Â Â Â Â Â Tidak ada yang mau menolong saat mengalami kesulitan
Mampu mengendalikan emosi memang tidak semudah hal yang kita bayangkan. Namun, tidak ada salahnya untuk belajar mengendalikan diri agar tidak menjadi terlalu berlebihan. Anda akan menghadapi kesulitan untuk mendapatkan bantuan, seperti hal buruk lainnya yang mungkin terjadi. Jika ada, mungkin Anda harus merayu orang yang Anda minta kan tolong terlebih dahulu. Tidak mungkin melakukan semuanya sendiri , terutama karena kita manusia sosial. Selalu ada teman yang harus mendukung saat kamu kesulitan ataupun dalam fase baik-baik saja. Sebelum semuanya menjadi sulit untuk Anda perbaiki, cobalah untuk bercerita dan meminta solusi.
4. Â Â Â Â Â Â Â Selalu merasa kesepian meski berada di keramaian
Ketika kamu mudah emosi dan kesulitan mengontrolnya, kemungkinan besar akan merasa kesepian. Mereka takut berada di dekatmu walaupun sebentar, apalagi bertahan lama. Tidak baik  untuk merasa kesepian karena Anda pasti memerlukan orang lain untuk mendengarkan cerita Anda dan mengatasi kesedihan Anda di kemudian hari. Untuk menghindari rasa kesepian, setidaknya Anda harus memiliki satu orang yang dapat dipercaya. Jangan ragu untuk meminta pendapatnya; selalu ada orang baik yang siap membantu Anda dalam setiap masalah. Mereka akan memberikan saran terbaik, jadi jangan ragu.
5. Â Â Â Â Â Â Â Kesulitan menyelesaikan pekerjaan dan tugas
Tidak sabar dalam melakukan pekerjaan disebabkan oleh emosi yang tidak dapat dikontrol. Jika Anda tidak sabar, melakukan pekerjaan juga menjadi sulit. Anda pasti akan merasa terbebani saat melakukan kesalahan kecil. Tidak segera mencari solusi, tetapi lebih sering menyalahkan diri sendiri sebagai alasannya. Pekerjaan yang justru sudah harus kamu selesaikan, tapi waktu terbuang begitu saja. Tidak semua masalah harus diselesaikan dengan emosi, jadi mulailah berusaha mengendalikan diri. Kamu juga harus sabar supaya semua tidak menjadi beban.
Seperti disebutkan sebelumnya, pelampiasan dapat terjadi dalam bentuk positif maupun negatif. Jenis pelampiasan yang negatif, seperti merokok, minum alkohol, atau bahkan melakukan tindakan kekerasan, dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental seseorang. Beberapa risiko pelampiasan yang negatif antara lain:
1.Peningkatan kemungkinan terkena penyakit
2.Meningkatkan kemungkinan kecanduan
3.Meningkatkan kemungkinan aksi kekerasan dan kriminal
4.Tingkat kemungkinan konflik dan masalah sosial meningkat
Oleh karena itu, penting untuk menghindari pelampiasan yang negatif dan mencari cara yang positif untuk pelampiasan.
Ada beberapa cara lain yang dapat digunakan untuk mengatasi emosi perubahan suasana hati selain melakukan pelampiasan negatif :
1.Berbicara dengan orang-orang di sekitar Anda
2.Meditasi atau praktik yoga
3.Mengubah perspektif tentang suatu masalah
4.Menghindari situasi atau individu yang dapat menyebabkan perasaan negatif
5.Mengatasi masalah yang menyebabkan emosi negatif
Berbagai jenis pelampiasan yang dapat dilakukan seseorang. Berikut beberapa jenis pelampiasan alternatif yang dapat dilakukan:
1.Olahraga
2.Jurnalistik
3.Berpartisipasi dalam aktivitas seni seperti melukis atau menulis musik
4.Meditasi atau praktik yoga
5.Bermain permainan atau olahraga berat
Selain hal-hal negatif dan positifnya, pelampiasan memiliki manfaat bagi kesehatan mental seseorang, antara lain:
1.Mengurangi tekanan mental dan emosional
2.Meningkatkan kesehatan mental dan psikologis
3.Menjaga keharmonisan emosi
4.Meningkatkan produktivitas dan inovasi
5.Meningkatkan keyakinan diri
Secara keseluruhan, mood disorder atau gangguan suasana hati mempengaruhi suasana hati seseorang secara signifikan. Dengan manifestasi yang bervariasi, kami setuju mulai dari episode depresi yang mendalam hingga periode mania yang penuh energi, gangguan mood memiliki dampak yang signifikan pada kehidupan sehari-hari individu yang terkena dampak. Faktor-faktor kompleks, seperti genetika, ketidakseimbangan kimia otak, dan stres, berperan dalam perkembangan kondisi ini. Hal lainnya juga adanya reaksi pelampiasan dari rasa perubahan suasana hati yang kita rasakan. Pelampiasan dapat terjadi dalam bentuk positif maupun negatif, serta objek yang dilampiaskan bisa terhadap objek sekitar. Dari kata negatif bisa disimpulkan bahwa hal itu nantinya akan menimbulkan dampak buruk bagi sekitar. Oleh karena itu, kita bisa melampiaskan dengan berbagai alternatif lain yang dapat melegakan hati kita sekaligus tidak berdampak buruk bagi sekitar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H