Mohon tunggu...
anggie aulya
anggie aulya Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

mahasiswa manajemen ekonomi dan bisnis

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Evaluasi Kinerja Keuangan: Neraca Sebagai Alat untuk Mengidentifikasi Permasalahan Kewajiiban

31 Oktober 2024   20:26 Diperbarui: 31 Oktober 2024   20:32 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Neraca itu kayak foto selfie keuangan perusahaan. Dia nunjukin gimana kondisi uang perusahaan pada waktu tertentu. Penting banget karena:

1. Buat ngecek "kesehatan" perusahaan. Dari neraca, kita bisa liat perusahaan punya aset berapa, utangnya berapa, dll.
2. Bantu ambil keputusan. Misal, dari neraca kita bisa tau apa perusahaan punya cukup uang buat beli mesin baru.
3. Ngasih info ke investor. Mereka bisa liat apa perusahaan kita worth buat diinvestasiin.
4. Buat ngurus pajak. Pemerintah butuh neraca buat ngitung pajak yang harus dibayar.

Contohnya:
PT Jaya Makmur punya neraca yang nunjukin:
Aset: Rp 1 miliar
Utang: Rp 400 juta
Modal: Rp 600 juta
Dari sini, kita bisa liat kalo perusahaan punya lebih banyak aset dari pada utang. Itu tanda bagus!.

Sumber:
Kieso, D.E., Weygandt, J.J., & Warfield, T.D. (2018). Intermediate Accounting: IFRS Edition. John Wiley & Sons.

Kita bahas jenis-jenis laporan keuangan selain neraca! Jadi, selain neraca, ada beberapa laporan keuangan lainnya yang penting banget buat dipahami:

1. Laporan Laba Rugi, Ini tuh kayak catatan "dapet uang berapa, keluar uang berapa" dalam periode tertentu. Misalnya, kita punya warung kopi. Laporan laba rugi bakal nunjukin berapa duit yang masuk dari jualan kopi, terus berapa uang yang keluar buat beli biji kopi, bayar listrik, sama gaji barista. Dari situ, kita bisa tau untung atau ruginya.
Contohnya:
Pendapatan dari jualan kopi: Rp10.000.000
Biaya-biaya: Rp7.000.000
Laba bersih: Rp3.000.000

2. Laporan Arus Kas, ini lebih ke "uang fisik" nya. Laporan ini ngejelasin gimana uang kita ngalir masuk dan keluar. Ada tiga bagian: operasional (dari bisnis utama), investasi (beli atau jual aset), dan pendanaan (utang atau modal).
Contohnya, masih dari warung tadi:
Arus kas dari operasional: +Rp5.000.000 (dari jualan kopi)
Arus kas dari investasi: -Rp2.000.000 (beli mesin kopi baru)
Arus kas dari pendanaan: +Rp3.000.000 (pinjem dari temen buat modal)

3. Laporan Perubahan Modal, Ini ngejelasin perubahan modal pemilik selama periode tertentu. Intinya, gimana kondisi "tabungan" bisnis kita berubah.
Contohnya:
Modal awal: Rp50.000.000
Laba bersih: +Rp3.000.000
Pengambilan pemilik: -Rp1.000.000
Modal akhir: Rp52.000.000

Sumber:
Weygandt, J. J., Kimmel, P. D., & Kieso, D. E. (2018). Financial Accounting (11th ed.). John Wiley & Sons, Inc.

Soal aktiva dan pasiva yang sering dipake sama perusahaan. Jadi gini, sebenernya dua-duanya tuh penting dan dipake terus sama perusahaan. Tapi kalo ngomongin mana yang lebih sering, biasanya perusahaan lebih fokus ke aktiva. Kenapa? Karena aktiva itu kayak "senjata" perusahaan buat menghasilkan uang!

Contohnya:
1. Kas: Duit cash yang dipake buat operasional sehari-hari.
2. Inventori: Barang-barang yang siap dijual ke pelanggan.
3. Peralatan: Mesin-mesin atau komputer buat ngedukung kerja.

Nah, perusahaan lebih sering ngurusin aktiva karena ini yang bikin mereka bisa terus jalan dan menghasilkan uang. Tapi bukan berarti pasiva gak penting ya! Pasiva juga dipake, cuma gak se-intens aktiva.

Sumber:
Warren, C. S., Reeve, J. M., & Duchac, J. E. (2018). Financial & Managerial Accounting.

Saya akan menjelaskan risiko berbagai jenis aktiva dan disertai contoh. Saya juga akan mencantumkan sumber referensinya.

1. Risiko Aktiva Lancar: Aktiva lancar itu kayak uang cash atau barang yang bisa cepet diubah jadi uang dalam waktu setahun. Risikonya tuh: Bisa hilang atau dicuri. Misalnya, uang kas di toko bisa aja diambil maling, nilainya bisa turun. 

Contohnya: stok barang dagangan bisa jadi nggak laku dan harganya anjlok. Susah ditagih. Kayak piutang dagang yang customernya susah bayar.

2. Risiko Investasi Jangka Panjang: Nah, kalo ini investasi yang lebih dari setahun. 

Risikonya: 

*Fluktuasi pasar. Misal, kita beli saham trus harganya naik turun gak karuan. 

*Perubahan teknologi. Contohnya, Invest di pabrik CD, eh tau-tau orang udah pada pake streaming. 

*Risiko politik atau ekonomi. Kayak invest di negara yang tiba-tiba kena krisis.

3. Risiko Aktiva Tetap: Ini tuh aset yang dipake buat operasional perusahaan dalam jangka panjang. 

Risikonya: 

*Kerusakan fisik. Misalnya, mesin pabrik rusak gara-gara banjir. 

*Ketinggalan zaman. Contohnya, komputer kantor udah lawas dan lemot banget.

*Penurunan nilai. Kayak mobil operasional yang harganya turun tiap tahun.

4. Risiko Aktiva Tetap Tak Berwujud: Nah yang ini aset yang gak bisa dilihat tapi punya nilai. 

Risikonya: 

*Pelanggaran hak cipta. Misal, merek dagang ditiru sama kompetitor.

*Kedaluwarsa. Contohnya, paten teknologi yang udah abis masa berlakunya.

*Reputasi buruk. Kayak goodwill perusahaan yang anjlok gara-gara skandal.

Sumber:
Kieso, D.E., Weygandt, J..J., & Warfield, T.D. (2018). Intermediate Accounting: IFRS
Ross, S.A., Westerfield, R.W., & Jordan, B.D. (2019). Fundamentals of Corporate Finance. McGraw-Hill Education.
Damodaran, A. (2012). Investment Valuation: Tools and Techniques for Determining the Value of Any Asset. John Wiley & Sons.

Saya akan menjelaskan cara mengetahui permasalahan pada berbagai jenis kewajiban. Saya juga akan memberikan contoh dan sumber referensi lengkapnya.

1. Kewajiban Lancar: Kewajiban lancar itu utang yang harus dibayar dalam waktu satu tahun atau kurang. Permasalahannya bisa kamu ketahui dengan cara:
*Cek apakah perusahaan punya cukup uang untuk bayar utang jangka pendek
*Lihat apakah utang lancar naik terus tiap tahun
Contoh: Perusahaan A punya utang lancar 100 juta, tapi uang kas cuma 50 juta. Ini bisa jadi masalah karena uangnya nggak cukup buat bayar utang.

2. Kewajiban Jangka Panjang: Ini utang yang jatuh temponya lebih dari setahun. Cara tau masalahnya:
*Bandingkan utang jangka panjang dengan aset perusahaan
*Lihat kemampuan perusahaan bayar bunga utang
Contoh: Perusahaan B punya utang jangka panjang 1 miliar, tapi asetnya cuma 500 juta. Ini bisa bikin perusahaan kesulitan bayar utang di masa depan.

3. Kewajiban Lain-lain: Ini utang yang nggak masuk kategori lancar atau jangka panjang. Cara cek masalahnya:
*Perhatikan apakah ada lonjakan tiba-tiba di pos ini
*Cari tau detail kewajiban lain-lain ini
Contoh: Tiba-tiba muncul kewajiban lain-lain 500 juta di laporan keuangan Perusahaan C. Ternyata itu utang pajak yang belum dibayar.

4. Utang ke Distributor: Ini utang perusahaan ke pihak yang nyalurin produknya. Cara tau masalahnya:
*Liat apakah ada keterlambatan pembayaran ke distributor
*Cek apakah ada perubahan syarat kredit dari distributor
Contoh: Distributor D biasanya kasih waktu bayar 30 hari ke Perusahaan E. Tapi sekarang cuma kasih waktu 15 hari karena Perusahaan E sering telat bayar.

Nah, itu dia penjelasan singkatnya. Ingat ya, penting banget buat selalu pantau dan analisis kewajiban perusahaan biar bisa deteksi masalah lebih awal.

Sumber referensi:
Kieso, D. E., Weygandt, J. J., & Warfield, T. D. (2018). Intermediate Accounting (17th ed.). John Wiley & Sons.
Ross, S. A., Westerfield, R. W., & Jordan, B. D. (2019). Fundamentals of Corporate Finance (12th ed.). McGraw-Hill Education.
Ikatan Akuntan Indonesia. (2018). Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
Otoritas Jasa Keuangan. (2021). Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 29/POJK.04/2021 tentang Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun