"Di desaku ada mitos, laki-laki tidak boleh menikah lebih dari satu, tetapi boleh selingkuh atau melacur."
"Oh jadi itu juga alas an kenapa Mas Sapan tak mau menjadikanku istri kedua?"
Laki-laki itu mengangguk.
"Desa apa Namanya?" tanya Tubi.
"Tamang, sebelah selatan kota ini."
Keesokan harinya, Tubi ijin tidak masuk kerja. Lalu dia naik kendaraan umum menuju desa Tamang. Desa asal Sapan. Des aitu sepertinya desa miskin yang jauh kemana-mana. Tubi sempat berbicang dengan beberapa laki-laki yang ditemunya mengenai kebenaran apa yang dikatakan pasangan kumpul kebonya. Mereka berkata bahwa mitos itu benar adanya.
"Terus laki-laki desa ini, kalau cari perempuan atau pelacur dimana," tanya Tubi pada laki-laki itu.
"Ke lokalisasi di kota atau ke kota di gunung itu," katanya menunjuk sebuah gunung diantara hamparan sawah.Â
Tubi tahu maksudnya, memang di kota dingin yang letaknya di lereng gunung itu banyak lokalisasi, mulai yang  murah mau pun yang mahal.
"Jadi disini enggak ada ya tempat melacur? tanya Tubi.
"Enggak ada Mbak."