Mohon tunggu...
Anggie D. Widowati
Anggie D. Widowati Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Psikolog, Pegiat Literasi

Penulis Novel: Ibuku(Tidak)Gila, Laras, Langit Merah Jakarta | Psikolog | Mantan Wartawan Jawa Pos, | http://www.anggiedwidowati.com | @anggiedwidowati | Literasi Bintaro (Founder)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Warung Bu Tubi

20 Oktober 2020   18:36 Diperbarui: 31 Oktober 2020   04:39 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dia tergolong paling muda. Wajahnya cantik, dengan tubuh langsing semampai bak seorang bintang film. Jadilah Tubi primadona di pabrik itu. Semua buruh laki-laki membicarakannya. Dan buruh wanita mencemburuinya. Tetapi Tubi tidak peduli, karena niatnya ke kota adalah untuk bekerja.

Namun dibalik semua hiruk pikuk pembicaraan mengenainya, Sapan selalu melihatnya di kejauhan. Laki-laki itu mandor di pabrik. Tubuhnya kekar, wajahnya tampan dan disukai para buruh wanita. Dia adalah seorang laki-laki yang royal, suka mentraktir dan tidak galak seperti mandor yang lain.

Sapan menyukai Tubi. Sebagai wanita yang baru datang di kota itu, tentu saja ada perasaan takut dan waspada. Apalagi melihat umurnya, laki-laki itu sudah memasuki usia matang, sedangkan dirinya belum juga dua puluh tahun.

Namun tarik menarik dua hati itu terus berlanjut, apalagi hampir setiap hari mereka berjumpa. Di pabrik itu, tidak terlalu banyak pekerja, tidak seperti pabrik raksasa yang punya ribuan buruh. Jadi mereka pun saling kenal satu sama lain.

Sapan meniupkan isu kalau dia menyukai Tubi. Para wanita menjadikan itu sebagai bahan gossip.

"Cantik sih, tapi orang desa," kata seorang buruh wanita.

"Cantik apanya, nanti besar kepala," sahut lainnya.

Tubi sendiri mengetahui gossip itu dari teman sekos, Siti, yang juga kerja di pabrik itu. Tubi juga merasa Sapan menyukainya, dan apalagi yang lebih hangat di pabrik selain gossip antara mandor dan buruhnya.

"Katanya sih dia suka kamu, Bi," kata Siti teman sekamarnya.

"Gosip buatan orang, tidak ketahuan benar atau salah," jawab Tubi.

Siti tidak berkomentar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun