Mohon tunggu...
Angger Wiji Rahayu
Angger Wiji Rahayu Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Bermimpi menjadi penulis. Karena dunia yang kita lihat hanyalah representasi. www.anggerwijirahayu.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Manusia Laki-laki

2 Agustus 2012   06:44 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:19 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suamiku menggeleng-geleng kepala saja dan memelukku erat-erat.

'apa gerangan yang membuatmu hingga bersedih begitu sayang?',  katanya lembut.

'mana ada anak perempuan yang hidupnya senang, bahagia punya pilihan didunia ini', kataku menggerutu.

'lho-lho ada apa ini?', kata suamiku senyum manja.

'dari kecil kami sudah diwajibkan bekerja didapur, tidak punya pilihan, selalu mengekor, hingga menikahpun selalu mengekor. Biar anak laki-laki saja yang kulahirkan, jadi tidak merasakan penderitaan perempuan', rengekku pada suamiku.

'lha orang tuanya kan kita. Ibunya perempuan hebat, cerdas dan pintar. Ayahnya juga begitu, yang tau bagaimana caranya menjadi laki-laki. Lantas kenapa takut sayang?', katanya bijak.

Aku tersenyum. Tapi tetap saja, anak laki-laki yang kupanjatkan doa kepada Tuhan. Bukan saja tentang penderitaannya, tapi tentang bagaiamana menciptakan laki-laki yang menjadi manusia.

(untuk suamiku), Bengkulu, 2 Agustus 2012

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun