Pemimpin dengan gaya ini memastikan bahwa anggota tim memahami tujuan dan visi organisasi, namun membiarkan mereka memahami bagaimana mencapai tujuan tersebut.
4. Gaya Kepemimpinan Berorientasi
Pemimpin  gaya ini  cenderung memusatkan perhatian pada tujuan. Mereka meminta  anggota untuk memusatkan seluruh perhatiannya pada tujuan yang telah ditetapkan. Segala aspek yang tidak relevan dengan tujuan, termasuk kepribadian dan faktor eksternal, diabaikan. Kelemahan dari gaya ini adalah kecenderungan pemimpin  berpikir sempit dan keliru dalam menentukan fokus. Karena dalam kenyataannya, seorang pemimpin  harus melihat dari berbagai perspektif agar kepemimpinannya mempunyai dampak jangka panjang yang baik  pada organisasi yang dipimpinnya.
5. Gaya Kepemimpinan Situasional
Gaya kepemimpinan  ini  dikenal  sebagai  kepemimpinan  tak  tetap  atau kontingensi. Asumsi yang digunakan bahwa tidak ada satu gaya kepemimpinan yang tepat digunakan oleh  pemimpin. Gaya kepemimpinan situasional mempertimbangkan hal-hal seperti pemimpin, pengikut dan situasi  organisasi, serta peta kekuasaan atau dinamika kelompok. Gaya  kepemimpinan  situasional  ini  membuat  pemimpin  lebih fleksibel dalam mengambil tindakan. Karena segala tindakan yang dilakukan merupakan respons yang dihadapi ketika menemui anggotanya. Sehingga pemimpin dapat menyikapi dengan tepat  situasi yang dihadapi  anggotanya.
Menurut Taib dalam (Phing & Karuppannan, 2022), mengemukakan terdapat tujuh jenis pendekatan kepimpinan yang  digunakan dalam  kajian-kajian  gaya kepemimpinan, antara lain yaitu:
1. Kepimpinan Atribusi
2. Kepimpinan Karismatik
3. Kepimpinan Jenis Pelaksanaan
4. Kepimpinan Jenis Transformasi
5. Kepemimpinan Berwawasan