Di sana, Dia berdiri,
dengan penuh kasih sayang sejati.
"Anakku," suara-Nya lembut bergetar,
"Bukan jurang yang untukmu Kucararkan.
Kumengasihimu lebih dari semua salah,
tinggalkan beban, biarlah Aku yang menanggungnya."
Tangan-Nya terulur, penuh keikhlasan,
mencapai hati yang rapuh dalam keterpurukan.
Tak peduli luka, noda, atau tangisan,
Kasih-Nya abadi, melampaui batas kesalahan.
Di tepi jurang, aku menemukan Dia,
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!