Mohon tunggu...
sayyid chairul umam jamalullail
sayyid chairul umam jamalullail Mohon Tunggu... -

tulisan membuat hidup lebih berarti dalam menilai kehidupan yang ada ;P

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Al Quran dan Ahlul Bayt as

3 September 2010   15:35 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:28 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

11. 14 ulama abad kesepuluh.

12. 12 ulama abad kesebelas.

13. 13 ulama abad keduabelas.

14. 12 ulama abad ketigabelas.

15. 19 ulama abad keempatbelas.

Para muhaddis atau ahli hadis Ahlussunnah yang menukil hadis ini diantaranya adalah Ahmad bin Hanbal asy-Syaibânî dengan 40 sanad, Ibn hajar al-'Asqallânî dengan 25 sanad, al-Jazri Syafi'î dengan 80 sanad, Abu Said as-Sajistani dengan 120 sanad, Amir Muhammad al-Yamani dengan 40 sanad, Nasai dengan 250 sanad, Abu Ya'la al-Hamadani dengan 100 sanad, Abul 'Irfân Haban dengan 30 sanad. Jumlah ini diambil dari buku Al-Ghadîr jilid pertama. Sedang pembahasan sanad hadis ini terdapat pada kitab-kitab tersendiri, di antaranya Ghâyatul Marâm, karya Allamah Sayyid Hasyim al-Bahrânî (wafat 1390), dan Al-'Aqabât, karya Sayyid Mir Hamid Husain Hindi (wafat 1306).

Dengan demikian, peristiwa Ghadir Khum dan pelantikan yang dilakukan oleh Nabi saw merupakan salah satu kejadian yang pasti dalam sejarah, sehingga siapapun yang mengingkarinya, maka dia takkan bisa menerima peristiwa historis lainnya.

Arti Hadis

Poin utama dari hadis ini adalah penggalan riwayat yang berbunyi "man kuntu maulâh fa 'Aliyun maulâh". Dengan memperhatikan berbagai konteks yang ada, maksud dari kata maulâ dalam hadis ini berarti aulâ (lebih utama). Pada akhirnya, hadis ini mengindikasikan bahwa Ali as adalah wali setelah Nabi dan penanggung jawab kaum muslimin dan ia lebih utama dari diri mereka. Konteks-konteks (qarînah) tersebut adalah:

1. Di pembukaan hadis Nabi saw bersabda, "Tidakkah aku terhadap diri kalian lebih utama dari diri kalian sendiri?" Ungkapan setelahnya yang mengatakan man kuntu maulâhu berdasar pada ungkapan ini. Dengan demikian, keserasian keduanya memberikan pengertian di sini bahwa maulâ berarti awlâ dalam mengurusi urusan muslimin (tasharruf).

2. Pada akhir hadis Rasul bersabda, "Allôhumma wâli man wâlâh".Doa ini merupakan penjelasan atas kedudukan Imam Ali as dan hal ini dapat bermakna sebagaimana mestinya jika wali itu berarti kepemimpinan dan wilayah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun