Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hitokiri: Samurai Pembunuh Era Bakumatsu

23 November 2023   07:00 Diperbarui: 23 November 2023   07:05 663
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hitokiri adalah salah satu istilah yang sering muncul dalam sejarah dan budaya Jepang, terutama pada era Bakumatsu, yaitu periode antara tahun 1853 hingga 1867, ketika terjadi perubahan politik dan sosial yang besar di Jepang. Hitokiri adalah sebutan untuk pembunuh bayaran atau algojo yang menggunakan pedang sebagai senjata utamanya. Kata hitokiri secara harfiah berarti "pemotong manusia" atau "pembunuh manusia", karena kanji 人 berarti orang, sedangkan 斬 bisa berarti membunuh atau memotong.

Hitokiri adalah tokoh yang menarik dan misterius, karena mereka memiliki keahlian, keberanian, dan kekejaman yang luar biasa. Mereka juga memiliki cita-cita, idealisme, dan semangat nasionalis yang tinggi. Mereka menjadi alat untuk memperjuangkan kepentingan politik masing-masing pihak, baik yang mendukung Keshogunan Tokugawa maupun yang mendukung Restorasi Meiji. Mereka juga menjadi inspirasi bagi banyak karya fiksi, seperti film, manga, anime, dan video game. 

Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang hitokiri, mulai dari asal-usul, karakteristik, peran, hingga nasib mereka di era Meiji. Kita juga akan mengenal empat hitokiri paling terkenal pada era Bakumatsu, yaitu Kawakami Gensai, Kirino Toshiaki, Tanaka Shinbei, dan Okada Izō. Mari kita simak bersama!

Asal-Usul Hitokiri

Hitokiri muncul pada era Bakumatsu, yaitu periode antara tahun 1853 hingga 1867, ketika terjadi perubahan politik dan sosial yang besar di Jepang. Pada masa itu, Jepang berada di bawah pemerintahan Keshogunan Tokugawa, yang telah berkuasa selama lebih dari 250 tahun. Keshogunan Tokugawa menerapkan sistem isolasi yang disebut sakoku, yang melarang hubungan dan perdagangan dengan negara-negara asing, kecuali dengan Belanda dan Cina. 


Namun, pada tahun 1853, kedatangan Kapal Hitam yang dipimpin oleh Komodor Perry dari Amerika Serikat mengguncang Jepang. Kapal Hitam membawa tuntutan untuk membuka pelabuhan dan perdagangan Jepang dengan negara-negara Barat, yang dianggap sebagai ancaman bagi kedaulatan dan tradisi Jepang. Banyak orang Jepang yang menolak untuk tunduk pada tekanan Barat, dan mengusung slogan "Sonnō jōi" ("dukung kaisar, usir orang barbar"). 

Di sisi lain, ada juga orang Jepang yang menyadari bahwa Jepang harus beradaptasi dengan zaman dan melakukan modernisasi, agar tidak tertinggal dan terjajah oleh negara-negara Barat. Mereka mengusung slogan "Kaikoku" ("buka negara") dan "Bunmei kaika" ("peradaban dan pencerahan"). Mereka mendukung Restorasi Meiji, yaitu gerakan untuk menggulingkan Keshogunan Tokugawa dan memulihkan kekuasaan Kaisar Meiji. 

Pada era Bakumatsu, terjadi perang saudara antara pihak yang mendukung Keshogunan Tokugawa dan pihak yang mendukung Restorasi Meiji. Pada masa itu, banyak samurai yang menjadi pembunuh bayaran atau algojo untuk membantu pihak yang mereka dukung. Mereka disebut hitokiri, yang berarti "pemotong manusia" atau "pembunuh manusia". Mereka menggunakan pedang sebagai senjata utama mereka, dan terkenal karena kecepatan, keahlian, dan kekejaman mereka. 

Karakteristik Hitokiri

Hitokiri memiliki beberapa karakteristik yang membedakan mereka dari samurai biasa, yaitu:

- Hitokiri berasal dari kalangan samurai rendahan atau rakyat biasa yang memiliki keahlian dan keberanian dalam menggunakan pedang. Mereka biasanya tidak memiliki kedudukan atau kekayaan yang tinggi, tetapi memiliki cita-cita dan idealisme yang tinggi. Mereka juga memiliki semangat nasionalis dan anti-Barat yang kuat, karena mereka menolak untuk tunduk pada tekanan Barat yang datang bersama dengan Kapal Hitam. 

- Hitokiri tidak terikat oleh kode etik bushido, yang mengharuskan samurai untuk mempraktikan kepatuhan, keterampilan, disiplin diri, pengorbanan diri, keberanian, dan kehormatan. Hitokiri lebih bebas dan fleksibel dalam bertindak, dan tidak segan-segan untuk menggunakan cara-cara yang licik, kejam, atau brutal untuk mencapai tujuan mereka. Mereka juga tidak takut untuk mati, dan tidak melakukan ritual bunuh diri seppuku atau hara-kiri untuk menjaga kehormatan mereka.  

- Hitokiri memiliki jurus pedang yang unik dan mematikan, yang sering kali tidak diketahui oleh lawan-lawan mereka. Mereka juga memiliki senjata-senjata lain yang mendukung mereka dalam bertempur, seperti pisau, senapan, bom, atau racun. Mereka juga memiliki kemampuan menyamar, menyusup, atau menghilang dengan cepat, yang membuat mereka sulit untuk ditangkap atau dibunuh.  

Peran Hitokiri

Hitokiri memiliki peran yang penting dalam sejarah Jepang, karena mereka menjadi alat untuk memperjuangkan kepentingan politik masing-masing pihak, baik yang mendukung Keshogunan Tokugawa maupun yang mendukung Restorasi Meiji. Beberapa peran hitokiri adalah:

- Hitokiri bertugas untuk membunuh orang-orang yang dianggap sebagai musuh atau penghalang politik, seperti pejabat, tokoh, atau anggota pihak lawan. Mereka juga bertugas untuk melindungi diri atau sekutu mereka dari serangan. Beberapa contoh pembunuhan yang dilakukan oleh hitokiri adalah:

  - Pembunuhan Shakuma Shōzan, seorang pemikir Jepang yang mendukung pembukaan negara dan modernisasi, oleh Kawakami Gensai pada tahun 1854.  

  - Pembunuhan Ii Naosuke, seorang pejabat senior Keshogunan Tokugawa yang menandatangani perjanjian dengan negara-negara Barat dan menekan pihak yang mendukung kaisar, oleh Tanaka Shinbei dan rekan-rekannya pada tahun 1860.   

  - Pembunuhan Sakamoto Ryōma, seorang tokoh penting dalam Restorasi Meiji yang berperan dalam membentuk aliansi antara domain Chōshū dan Satsuma, oleh Okada Izō dan rekan-rekannya pada tahun 1867.  

- Hitokiri juga berperan dalam berbagai pertempuran dan pemberontakan yang terjadi pada era Bakumatsu, baik sebagai prajurit, komandan, atau agen rahasia. Mereka berjuang dengan gagah berani dan tangguh, dan sering kali mengubah jalannya pertempuran. Beberapa contoh pertempuran dan pemberontakan yang melibatkan hitokiri adalah:

  - Pertempuran Toba-Fushimi, pertempuran pertama antara pasukan Keshogunan Tokugawa dan pasukan Restorasi Meiji, yang berlangsung pada tahun 1868. Kawakami Gensai dan Kirino Toshiaki berperan sebagai komandan pasukan Restorasi Meiji, dan berhasil mengalahkan pasukan Keshogunan Tokugawa. 

  - Pemberontakan Saga, pemberontakan yang dilakukan oleh domain Saga melawan pemerintah Meiji, yang berlangsung pada tahun 1874. Tanaka Shinbei berperan sebagai salah satu pemimpin pemberontakan, dan berhasil mengorganisir pasukan yang terdiri dari samurai, petani, dan mantan hitokiri. Namun, pemberontakan ini gagal karena kekuatan militer pemerintah Meiji yang lebih besar.  

  - Pemberontakan Satsuma, pemberontakan yang dilakukan oleh domain Satsuma melawan pemerintah Meiji, yang berlangsung pada tahun 1877. Okada Izō berperan sebagai salah satu anggota pemberontakan, dan berjuang bersama dengan Saigō Takamori, tokoh utama pemberontakan. Namun, pemberontakan ini juga gagal karena kekuatan militer pemerintah Meiji yang lebih besar.  

Nasib Hitokiri

Hitokiri tidak lagi dibutuhkan atau dihormati di era Meiji, yang membawa perubahan besar bagi Jepang, seperti modernisasi, industrialisasi, dan pembukaan hubungan dengan negara-negara Barat. Banyak hitokiri yang ditangkap, dihukum, atau dibunuh oleh pemerintah Meiji, yang ingin membersihkan jejak-jejak masa lalu yang kelam. Beberapa hitokiri yang selamat mencoba menyesuaikan diri dengan zaman baru, dengan meninggalkan gaya hidup mereka yang berlumuran darah, atau dengan bergabung dengan organisasi-organisasi baru yang muncul. Namun, banyak juga yang tidak bisa melupakan masa lalu mereka, dan terus hidup dalam bayang-bayang kenangan dan penyesalan.

Empat hitokiri paling terkenal pada era Bakumatsu, yaitu Kawakami Gensai, Kirino Toshiaki, Tanaka Shinbei, dan Okada Izō, juga mengalami nasib yang berbeda-beda di era Meiji. Berikut adalah nasib mereka:

- Kawakami Gensai ditangkap dan dihukum mati pada tahun 1872, karena dituduh terlibat dalam pemberontakan Saga. Dia dieksekusi dengan cara dipenggal oleh algojo yang disebut kaishakunin.

- Kirino Toshiaki bergabung dengan pemerintah Meiji sebagai jenderal, dan berperan dalam berbagai pertempuran dan reformasi. Dia meninggal dalam pertempuran melawan pemberontak Shogitai pada tahun 1868.

- Tanaka Shinbei juga bergabung dengan pemerintah Meiji sebagai pejabat, dan berperan dalam berbagai proyek dan kebijakan. Dia dibunuh oleh seorang samurai pada tahun 1868, ketika dia sedang berjalan di jalan. Alasan pembunuhan ini tidak diketahui pasti, tetapi ada yang mengatakan bahwa dia dibunuh karena dendam, iri, atau politik

- Okada Izō ditangkap dan dihukum mati pada tahun 1865, karena membunuh banyak orang yang dianggap sebagai pengkhianat atau kolaborator Barat. Dia dieksekusi dengan cara digantung di tiang.

Kesimpulan

Hitokiri adalah sebutan untuk pembunuh bayaran atau algojo yang menggunakan pedang sebagai senjata utamanya. Mereka muncul pada era Bakumatsu, yaitu periode antara tahun 1853 hingga 1867, ketika terjadi perubahan politik dan sosial yang besar di Jepang. Mereka memiliki keahlian, keberanian, dan kekejaman yang luar biasa. Mereka juga memiliki cita-cita, idealisme, dan semangat nasionalis yang tinggi. Mereka menjadi alat untuk memperjuangkan kepentingan politik masing-masing pihak, baik yang mendukung Keshogunan Tokugawa maupun yang mendukung Restorasi Meiji. Mereka juga menjadi inspirasi bagi banyak karya fiksi, seperti film, manga, anime, dan video game.

Hitokiri tidak lagi dibutuhkan atau dihormati di era Meiji, yang membawa perubahan besar bagi Jepang, seperti modernisasi, industrialisasi, dan pembukaan hubungan dengan negara-negara Barat. Banyak hitokiri yang ditangkap, dihukum, atau dibunuh oleh pemerintah Meiji, yang ingin membersihkan jejak-jejak masa lalu yang kelam. Beberapa hitokiri yang selamat mencoba menyesuaikan diri dengan zaman baru, dengan meninggalkan gaya hidup mereka yang berlumuran darah, atau dengan bergabung dengan organisasi-organisasi baru yang muncul. Namun, banyak juga yang tidak bisa melupakan masa lalu mereka, dan terus hidup dalam bayang-bayang kenangan dan penyesalan.

Empat hitokiri paling terkenal pada era Bakumatsu, yaitu Kawakami Gensai, Kirino Toshiaki, Tanaka Shinbei, dan Okada Izō, juga mengalami nasib yang berbeda-beda di era Meiji. Demikianlah artikel tentang hitokiri, samurai pembunuh era Bakumatsu. Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan Anda tentang Jepang. Terima kasih telah membaca.

Sumber:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun