Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hitokiri: Samurai Pembunuh Era Bakumatsu

23 November 2023   07:00 Diperbarui: 23 November 2023   07:05 663
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

  - Pemberontakan Saga, pemberontakan yang dilakukan oleh domain Saga melawan pemerintah Meiji, yang berlangsung pada tahun 1874. Tanaka Shinbei berperan sebagai salah satu pemimpin pemberontakan, dan berhasil mengorganisir pasukan yang terdiri dari samurai, petani, dan mantan hitokiri. Namun, pemberontakan ini gagal karena kekuatan militer pemerintah Meiji yang lebih besar.  

  - Pemberontakan Satsuma, pemberontakan yang dilakukan oleh domain Satsuma melawan pemerintah Meiji, yang berlangsung pada tahun 1877. Okada Izō berperan sebagai salah satu anggota pemberontakan, dan berjuang bersama dengan Saigō Takamori, tokoh utama pemberontakan. Namun, pemberontakan ini juga gagal karena kekuatan militer pemerintah Meiji yang lebih besar.  

Nasib Hitokiri

Hitokiri tidak lagi dibutuhkan atau dihormati di era Meiji, yang membawa perubahan besar bagi Jepang, seperti modernisasi, industrialisasi, dan pembukaan hubungan dengan negara-negara Barat. Banyak hitokiri yang ditangkap, dihukum, atau dibunuh oleh pemerintah Meiji, yang ingin membersihkan jejak-jejak masa lalu yang kelam. Beberapa hitokiri yang selamat mencoba menyesuaikan diri dengan zaman baru, dengan meninggalkan gaya hidup mereka yang berlumuran darah, atau dengan bergabung dengan organisasi-organisasi baru yang muncul. Namun, banyak juga yang tidak bisa melupakan masa lalu mereka, dan terus hidup dalam bayang-bayang kenangan dan penyesalan.

Empat hitokiri paling terkenal pada era Bakumatsu, yaitu Kawakami Gensai, Kirino Toshiaki, Tanaka Shinbei, dan Okada Izō, juga mengalami nasib yang berbeda-beda di era Meiji. Berikut adalah nasib mereka:

- Kawakami Gensai ditangkap dan dihukum mati pada tahun 1872, karena dituduh terlibat dalam pemberontakan Saga. Dia dieksekusi dengan cara dipenggal oleh algojo yang disebut kaishakunin.


- Kirino Toshiaki bergabung dengan pemerintah Meiji sebagai jenderal, dan berperan dalam berbagai pertempuran dan reformasi. Dia meninggal dalam pertempuran melawan pemberontak Shogitai pada tahun 1868.

- Tanaka Shinbei juga bergabung dengan pemerintah Meiji sebagai pejabat, dan berperan dalam berbagai proyek dan kebijakan. Dia dibunuh oleh seorang samurai pada tahun 1868, ketika dia sedang berjalan di jalan. Alasan pembunuhan ini tidak diketahui pasti, tetapi ada yang mengatakan bahwa dia dibunuh karena dendam, iri, atau politik

- Okada Izō ditangkap dan dihukum mati pada tahun 1865, karena membunuh banyak orang yang dianggap sebagai pengkhianat atau kolaborator Barat. Dia dieksekusi dengan cara digantung di tiang.

Kesimpulan

Hitokiri adalah sebutan untuk pembunuh bayaran atau algojo yang menggunakan pedang sebagai senjata utamanya. Mereka muncul pada era Bakumatsu, yaitu periode antara tahun 1853 hingga 1867, ketika terjadi perubahan politik dan sosial yang besar di Jepang. Mereka memiliki keahlian, keberanian, dan kekejaman yang luar biasa. Mereka juga memiliki cita-cita, idealisme, dan semangat nasionalis yang tinggi. Mereka menjadi alat untuk memperjuangkan kepentingan politik masing-masing pihak, baik yang mendukung Keshogunan Tokugawa maupun yang mendukung Restorasi Meiji. Mereka juga menjadi inspirasi bagi banyak karya fiksi, seperti film, manga, anime, dan video game.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun