Aku menurunkan nada bicaraku dan menjelaskan pada Rhein secara perlahan.
“Gie telah pergi Rhein. Ia kembali menghilang. Namun kau tak perlu khawatir. Gie telah meninggalkan sesuatu untukmu” Aku mengeluarkan setangkai bunga kering dan kertas memo berwarna biru. Kertas itu bertuliskan “untuk Rhein: Jingga Senja Kita”. Aku menyerahkannya padanya.
Bunga itu telah menipis. Karena Gie telah menyimpannya begitu lama di dalam dompet. Melihatnya Rhein tiba-tiba mendekap mulutnya. Mendekap suara tangisnya yang tiba-tiba saja mulai pecah.
“Rhein, waktumu tak banyak. Segeralah pergi dari tempat ini. Dan temui Nugie..!”
Aku kemudian berdiri. Namun sebelum melangkah pergi. Aku kembali berbisik pada Rhein.
“Jangan percaya pada Mr. J! Suatu hari kau akan mengerti kenapa aku berkata begitu. Ikuti saja kata-kataku. Jangan mempercayai siapapun.Terutama pada seseorang dengan inisial “J”. Termasuk pada Doktermu itu.
Kemudian aku melangkah pergi. Meninggalkan Rhein dengan mulut yang masih terbuka.
---o0o---
Depok, 25 Nopember 2015
NB: Untuk membaca karya peserta lain silahkan menuju akun Fiksiana Community