Mohon tunggu...
Andri Sipil
Andri Sipil Mohon Tunggu... Insinyur - Power Plant Engineer

a Civil Engineer

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Fikber] Grandi Navi Veloci

25 November 2015   11:48 Diperbarui: 26 November 2015   10:53 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

Gie, setelah kepergian Rhein. Saat itu tiba-tiba saja kita menjadi dekat. Buatku tentu saja itu tidak aneh. Karena aku sedang menjalankan skenario James. Namun terus terang aku tak menyangka pada caramu menerima kedekatan kita tersebut. Terlebih setelah beberapa kali aku mendapatkan kehangatan bibirmu. Kau seolah menikmatinya Gie. Meskipun kemudian aku tidak menganggapnya serius. Aku tahu kau hanya sedang bingung dengan situasi hatimu saat itu.

Aku memang penyuka sesama jenis Gie. Namun saat itu sebenarnya aku tak berniat menciummu. Jika bukan karena James ingin mengambil gambar ciuman kita secara diam-diam. Dan aku sangat yakin ia kini telah memberikan photo itu pada Rhein. Untuk mengacaukan pikirannya. Meyakinkan pada dirinya kalau kau sama seperti diriku.

Kedekaan kita itu Gie. Tanpa ku sadari ternyata telah menumbuhkan perasaan yang lain padamu. Perasaan yang membuatku ingin tersenyum sepanjang hari. Perasaan yang menahanku untuk tidak beranjak dari tempat tidur karena ada dirimu di sana. Membuatku ingin menyandarkan kepalaku pada kelelakianmu.

Aku tahu perasaan ini tentu saja melewati batas dari skenario James. Aku menyadarinya Gie. Tepat saat malam di mana kau menangisi ketidakhadiran Rhein di sisimu. Kau merindukannya Gie. Saat itu akupun menyadari bahwa aku sedang mencintai sebuah kehilangan lainnya. Aku takkan mungkin memilikimu Gie. Bukan hanya karena James. Tapi juga karena cintamu pada Rhein. Kau benar-benar mencintainya Gie. Dan aku tahu itu dari caramu menangisnya.

Aku telah lama menjadi - ah aku tak tahu bagaimana harus menyebutnya. Yang jelas aku tak sama sepertimu. Aku tak memiliki harga diri lagi Gie. Mungkin bisa dibilang aku hanyalah seorang “pelacur”. Ya pelacur yang dipelihara James. Dan aku tak ingin kau bernasib sepertiku Gie. Kau berhak untuk bahagia bersama Rhein. Kau berhak menentukan arah hidupmu.

Aku tak akan menceritakan bagaimana aku bertemu James dan mengapa ia bisa begitu mengendalikan hidupku. Biarlah aku menyimpan cerita itu dalam kotak perasaanku Gie. Jika kau ingin pergi, maka pergilah. Berhati-hatilah pada kegilaan James. Demi keinginannya apapun bisa ia lakukan. Bahkan membunuh Rhein sekalipun. Aku tahu semua kejahatannya pada Rhein. Namun sandiwaranya seolah-olah ia orang paling peduli pada Rhein. Ia tak akan benar-benar melepaskan. Sebelum Rhein benar-benar lupa pada dirimu.

***

Aku sebenarnya sudah tahu dimana Rhein berada. James telah memberitahuku beberapa waktu yang lalu. Namun setelah beberapa kali diam-diam aku mengunjunginya. Nampaknya Rhein belum juga mengenaliku. Kejiwaannya masih terguncang. Saat itu ia hanya memberikan pandangannya yang dalam kearah wajahku. Sebuah pandangan seperti sedang menikmati raut wajah seseorang yang begitu hangat. Aku yakin ia mengenaliku, hanya saja pikirannya masih terlalu kacau.

Hingga pada kedatanganku hari itu. Aku membuka pintu kamar Rhein. Dan ia pun tiba-tiba memanggil namaku. Saat itu aku tahu kalau Rhein telah kembali.

“Ran?!”  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun