Mohon tunggu...
Andri Sipil
Andri Sipil Mohon Tunggu... Insinyur - Power Plant Engineer

a Civil Engineer

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Impianku, Menerangi Indonesia

27 Oktober 2015   06:04 Diperbarui: 29 Oktober 2015   16:25 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tinus meletakan dagunya diatas meja, jemarinya lemah memutar-mutar memainkan pensil. Semangatnya tiba-tiba menguap. Mamak segera menyiapkan lampu minyak. Diletakannya lampu kaleng-sumbu tersebut diatas meja tempat Tinus belajar. Tinus berusaha fokus memperhatikan lembaran demi lembaran buku soal-soal yang dipinjamnya dari sekolah. Sesekali ia mengucek matanya. Sebelah kanan-kiri bergantian. Temaram cahaya lampu minyak membuat mata Tinus bekerja lebih berat dari biasanya. Membuat lelah lebih cepat datang. Mengundang rasa kantuk. 

Tinus tetap belajar. Meski matanya terasa berat. Merah-berair karena dipaksakan. Ia tetap bertahan. Sekuat tenaga ia berusaha melawan rasa kantuknya, yang sudah mencapai tingkat keparat. Sesekali kepalanya jatuh kedepan, seperti orang mengangguk. Namun lekas tegak kembali. Sebelum akhirnya ia terkulai tak berdaya diatas meja. Tertidur. 

***

Perlombaan adu tangkas sepuluh menit lagi akan dimulai. Tinus bersama dua rekan grupnya sudah siap duduk ditempat yang disediakan. Didepan meja yang tertutup kain bermotif khas daerah itu tertempel kertas bertuliskan “Bintang Laut”. Meja dewan juri berada dihadapan ketiga grup yang siap bertanding. 

Perlombaan berjalan ketat. Susul meyusul nilai antar grup tak bisa dihindari. Peta kekuatan ketiga grup nampak seimbang. Jelas mereka memang murid-murid pilihan. Tinus dengan sigapnya mengangkat tangan, melahap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh pemandu acara. Khusus mata pelajaran fisika dan matematika. Ia memang jagonya. 

Grup lawan giliran gantian merebut beberapa point. Terutama saat pertanyaan-pertanyaan bidang ilmu sosial dan sejarah mulai memberedel para peserta. Diikuti dengan bidang ilmu biologi dan pendidikan moral. Perlombaan begitu meriah. Yel-yel dukungan dari sekolah masing-masing bergantian menggaung. Sorak sorai terdengar bagai genderang yang ditabuh dimedan perang. 

Tiba pada pertanyaan terakhir. Sebuah pertanyaan penentuan. Papan nilai disamping tenda memperlihatkan telah terjadi perolehan skor seimbang pada dua grup. Yaitu grup Kutikula dan Bintang laut. Sehingga dewan juri memutuskan untuk memberikan satu pertanyaan rebutan. 

“ini pertanyaan fisika” pemandu acara memberitahu peserta. Suaranya memecah kesunyi-tegangan yang merasuk diantara para peserta dan penonton. Tinus menegakan sikap duduknya. Ia memiringkan sedikit kepalanya. Mengarahkan salah satu lubang telinganya kesumber pengeras suara. Ia bersorak kegirangan dalam hati. Bidang pertanyaan yang tepat untuknya. Kepercayaan diri Tinus kian besar. 

“Pertanyaannya adalah.., anak-anak tolong disimak baik-baik!” pemandu acara menghimbau peserta. Sebuah himbauan yang membuat para peserta dan penonton terlihat makin tegang. Sesekali ia memukul-mukul kepala mikrofon. Memastikan pengeras suaranya dalam keadaan baik. Tinus berkonsentrasi, telinganya sigap siap menangkap segala pertanyaan yang akan keluar dari arah pengeras suara tersebut. 

“Hukum Coulomb dalam ilmu fisika menjelaskan tentang: besarnya gaya yang dapat ditimbulkan antara dua benda bermuatan sebanding dengan kedua muatan dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak kedua muatan tersebut.” 

“gaya apakah yang dimaksud?!!” 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun