Mohon tunggu...
Andri Sipil
Andri Sipil Mohon Tunggu... Insinyur - Power Plant Engineer

a Civil Engineer

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Impianku, Menerangi Indonesia

27 Oktober 2015   06:04 Diperbarui: 29 Oktober 2015   16:25 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Esok, final perlombaan adu tangkas tingkat SMP sekabupaten Alor akan digelar. Semangat belajar Tinus sedang tinggi-tingginya. Ia yakin akan menjadi juara. Bersama dua temannya,  grup adu tangkasnya yang bernama Bintang Laut itu berhasil lolos kebabak final mewakili sekolahnya tersebut. 

Perlombaan ini diadakan dalam rangka memperingati HUT Kabupaten Alor yang ke 50. Kebetulan bertepatan dengan berakhirnya masa tahun ajaran. Materi yang dilombakan adalah mata pelajaran tingkat SMP. Mulai dari kelas 1 sampai kelas 3. Tinus merupakan salah satu siswa berprestasi. Sehinga ia didapuk untuk menjadi salah satu siswa yang bertanding mewakili sekolahnya. 

Bermacam nasehat, petuah, wejangan, kata-kata penyamangat telah ditelannya. Para guru membisikan tentang materi-materi apa saja yang harus ia pelajari kembali. Terutama materi-materi pelajaran dikelas 1 dan 2. 

*** 

Hari menjelang sore. Mamak sibuk mengangkat sagu-sagu yang telah seharian dijemur. Sagu –sagu itu telah siap ditumbuk halus, diolah menjadi papeda. Orang-orang timur paling senang memakannya dengan kuah kuning dan ikan tude bakar. Rasanya gurih dan segar.

Sehabis mandi dan makan, Tinus sudah bersiap duduk didepan meja belajarnya. Sebuah meja kayu berukuran sedang, yang kadang berfungsi juga sebagai tempat keluarganya makan. Bapak Tinus masih berlayar mencari ikan, biasanya tiga hari baru pulang. 

“Mamak....!!” Tinus tiba-tiba saja panik.

“Kenapa lampu tidak menyala Mamak?!”

“Sudah kau tekan tombol listriknya Tinus?! Mamak menyahut dari dapur.

Mamak berjalan mendekati Tinus. Matanya jeli mengamati tombol sakelar, memastikan posisinya sudah benar. Mamak menarik-menghempaskan nafas dengan berat. Ia bertolak pinggang. Mendongak ke arah bola lampu yang masih saja tertidur. 

Mamak tiba-tiba mengomel. Ia marah-marah, memaki bola lampu yang diam menggelantung. Mamak kesal karena lagi-lagi tak ada listrik malam ini. Apalagi besok anaknya akan bertanding habis-habisan di final adu tangkas. Kondisi rumah tanpa cukup penerangan membuat Tinus tak bisa belajar dengan maksimal. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun