Setahun yang lalu, hujan turun membasahi para pejuang pembela agama. Mereka bersatu dalam balutan kain putih tanda kesucian.
Doa dan takbir bersahut-sahutan dari monas sampai ke ekor barisan di cikini. Tidak salah jika kita menamakan 212 sebagai bentuk Revolusi Putih.
Revolusi Putih adalah gerakan massa yang menggunakan pakaian putih. Aksi massa biasanya anarkis.
Kali ini tidak. Mereka hanya berdoa, sholat dan berzikir. Sehingga tidak terjadi pertumpahan darah. Berbeda jika massa aksi sebanyak itu berasal dari kalangan mahasiswa atau pemuda.
Bisa-bisa terjadi pertukaran kursi pimpinan pemerintahan Indonesia. Seperti kejadian tahun 1998 yang lalu bernama reformasi.
2 Desember 2017, para alumni 212 akan memenuhi Monas. Janji pertemuan untuk merekat persaudaraan sudah ditabur. Semua alumni saling sahut menyahut untuk bersatu.
Kekuatan mereka bukan lah kapak tajam apalagi sakti. Senjata alumni 212 adalah pakaian putih, kisah dramatis pejalan kaki, doa, sholat dan zikir akbar.
Merayakan Ultah
Tahun lalu, aksi 212 bertujuan 'hanya' agar Ahok masuk kurungan. Cuma ingin 'Penista Agama' masuk bui. Hanya itu tidak lebih. Tidak ada niat mengganti Presiden atau mengulang Reformasi 1998.
Tapi, bagaimana dengan reuni 212? Belum tahu apa tujuannya.
Jawabannya Cuma satu, ya merayakan ulang tahun. Emangnya mau apa lagi? Mau siapa yang di demo? Kan Ahok sudah masuk penjara. Bahkan kabarnya, Ahok sedang belajar membaca Alquran.