Mohon tunggu...
Andri Kurniawan
Andri Kurniawan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Tulislah apa yang kamu pikirkan, cintailah apa yang menjadi milikmu. Kita semua berjalan menuju kesuksesan dengan caranya masing-masing, sebab ada yang harus dinanti, didoakan, serta diusahakan.

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Pendakian Horor Ditemani Sosok Pocong Kesepian

12 Juni 2024   15:55 Diperbarui: 12 Juni 2024   16:08 659
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosok putih di tengah hutan (sumber: diplomasinews.net)

"Ada apa? Kenapa kalian tampak ketakutan?" Seorang wanita tua membuka pintu. Wajahnya ramah, meski terlihat kelelahan.

Mereka menceritakan semuanya dengan terburu-buru. Wanita tua itu mendengarkan dengan seksama, kemudian mengangguk pelan.

"Aku tahu tentang pocong itu," katanya. 

"Dia adalah arwah seorang pendaki yang meninggal di gunung ini beberapa tahun yang lalu. Roh nya tidak tenang karena ada sesuatu yang belum terselesaikan."

"Apa yang harus kita lakukan?" tanya Ardi.

"Kalian harus kembali ke tempat dia meninggal dan mendoakannya. Hanya dengan begitu dia bisa tenang."

Meskipun ketakutan, mereka tahu bahwa itu satu-satunya cara. Mereka mengikuti petunjuk wanita tua itu dan kembali ke gunung. Dengan hati-hati, mereka mencari tempat di mana pocong itu pertama kali muncul.

Di tempat itu mereka menemukan sebuah batu besar dengan nama yang terukir di atasnya. Mereka berlutut dan mulai berdoa, berharap bisa memberikan ketenangan bagi arwah yang tersesat.

Suasana tiba-tiba menjadi tenang. Kabut perlahan menghilang, dan udara kembali terasa hangat. 

Sosok pocong itu muncul untuk terakhir kalinya, namun kali ini dengan wajah yang tenang. Dia mengangguk pelan, lalu menghilang ke dalam kegelapan.

Mereka bertiga merasa lega. Meski masih ada perasaan takut yang tersisa, mereka tahu bahwa mereka telah membantu arwah yang tersesat menemukan jalannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun