"Ada apa? Kenapa kalian tampak ketakutan?" Seorang wanita tua membuka pintu. Wajahnya ramah, meski terlihat kelelahan.
Mereka menceritakan semuanya dengan terburu-buru. Wanita tua itu mendengarkan dengan seksama, kemudian mengangguk pelan.
"Aku tahu tentang pocong itu," katanya.Â
"Dia adalah arwah seorang pendaki yang meninggal di gunung ini beberapa tahun yang lalu. Roh nya tidak tenang karena ada sesuatu yang belum terselesaikan."
"Apa yang harus kita lakukan?" tanya Ardi.
"Kalian harus kembali ke tempat dia meninggal dan mendoakannya. Hanya dengan begitu dia bisa tenang."
Meskipun ketakutan, mereka tahu bahwa itu satu-satunya cara. Mereka mengikuti petunjuk wanita tua itu dan kembali ke gunung. Dengan hati-hati, mereka mencari tempat di mana pocong itu pertama kali muncul.
Di tempat itu mereka menemukan sebuah batu besar dengan nama yang terukir di atasnya. Mereka berlutut dan mulai berdoa, berharap bisa memberikan ketenangan bagi arwah yang tersesat.
Suasana tiba-tiba menjadi tenang. Kabut perlahan menghilang, dan udara kembali terasa hangat.Â
Sosok pocong itu muncul untuk terakhir kalinya, namun kali ini dengan wajah yang tenang. Dia mengangguk pelan, lalu menghilang ke dalam kegelapan.
Mereka bertiga merasa lega. Meski masih ada perasaan takut yang tersisa, mereka tahu bahwa mereka telah membantu arwah yang tersesat menemukan jalannya.