Mohon tunggu...
Andri Kurniawan
Andri Kurniawan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Tulislah apa yang kamu pikirkan, cintailah apa yang menjadi milikmu. Kita semua berjalan menuju kesuksesan dengan caranya masing-masing, sebab ada yang harus dinanti, didoakan, serta diusahakan.

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Pendakian Horor Ditemani Sosok Pocong Kesepian

12 Juni 2024   15:55 Diperbarui: 12 Juni 2024   16:08 459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosok putih di tengah hutan (sumber: diplomasinews.net)

Harapan mereka pupus ketika pocong itu berhenti tepat di depan pintu gubuk. Tangannya yang terikat bergerak perlahan, seolah-olah berusaha membuka pintu.

"Kita harus keluar dari sini sekarang!" teriak Rian.

Mereka bertiga segera berlari keluar dari gubuk, mencoba menghindari sosok pocong yang menghalangi pintu. Mereka berlari sekuat tenaga, melewati semak-semak dan pepohonan, tanpa arah yang jelas.

Kabut semakin tebal, dan pandangan mereka semakin terbatas. Mereka tidak tahu lagi di mana mereka berada, dan pocong itu sepertinya selalu berhasil menemukan mereka.

Akhirnya mereka sampai di sebuah sungai kecil. Di tepi sungai, mereka berhenti untuk mengambil napas. 

Suara gemericik air sedikit memberikan ketenangan, namun rasa takut masih membayangi mereka.

"Apa kita akan terus dikejar seperti ini?" tanya Sinta dengan suara gemetar.

"Kita harus mencari tahu kenapa dia mengejar kita. Mungkin ada sesuatu yang bisa kita lakukan untuk menghentikannya." Ardi mencoba berpikir jernih.

 "Mungkin ada kaitannya dengan sesuatu di gunung ini. Kita harus kembali ke desa dan mencari tahu." Rian mengangguk.

Mereka mulai menyusuri sungai, berharap bisa menemukan jalan kembali ke desa. Setiap langkah terasa semakin berat. Pocong itu selalu muncul di dekat mereka, seolah-olah mengawasi setiap gerakan mereka.

Tidak lama berselang mereka melihat cahaya di kejauhan. Cahaya itu datang dari sebuah rumah kecil di tepi sungai. Mereka bergegas menuju rumah itu dan mengetuk pintunya dengan keras.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun