Mohon tunggu...
Andri Kurniawan
Andri Kurniawan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Tulislah apa yang kamu pikirkan, cintailah apa yang menjadi milikmu. Kita semua berjalan menuju kesuksesan dengan caranya masing-masing, sebab ada yang harus dinanti, didoakan, serta diusahakan.

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Pendakian Horor Ditemani Sosok Pocong Kesepian

12 Juni 2024   15:55 Diperbarui: 12 Juni 2024   16:08 459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosok putih di tengah hutan (sumber: diplomasinews.net)

Mereka berbalik dan berlari turun. Setiap langkah terasa lebih berat, seolah-olah ada yang menahan mereka. 

Suasana semakin mencekam ketika mereka mendengar suara tawa pelan yang bergema di sekitar mereka.

"Kita tidak bisa terus lari," kata Ardi dengan napas tersengal-sengal. "Kita harus mencari tempat berlindung."

Mereka melihat sebuah gubuk tua di kejauhan, di tengah hutan. Tanpa berpikir panjang, mereka berlari menuju gubuk itu dan masuk ke dalamnya. 

Gubuk itu kecil dan gelap, hanya diterangi oleh cahaya remang-remang dari celah dinding yang lapuk.

"Kita aman di sini," kata Sinta dengan lega, meski wajahnya masih pucat.

Perasaan aman itu tidak berlangsung lama. Dari luar, terdengar suara langkah kaki yang mendekat. Langkah kaki yang berat dan terseret, seolah-olah ada yang menarik-narik tubuhnya.

Ardi mengintip melalui celah dinding. Sosok pocong itu semakin mendekat, dengan mata yang kini terbuka dan menatap tajam ke arah mereka.

"Tidak mungkin! Bagaimana dia bisa mengikuti kita?" Ardi berbisik dengan ketakutan.

Sinta mulai menangis ketakutan, dan Rian memeluknya, mencoba menenangkannya. 

"Kita harus tetap tenang. Mungkin dia hanya lewat."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun