"Ibu, kita harus bagaimana sekarang?" tanyanya dengan suara gemetar.
Siti mengusap air mata di pipinya dan mencoba tersenyum.Â
"Kita harus sabar, Rina. Allah pasti punya rencana untuk kita. Jangan khawatir, kita akan menemukan cara lain untuk bertahan."
Dengan semangat yang baru, Siti mulai mencari pekerjaan sampingan untuk mendapatkan uang.Â
Siti menjahit baju, membuat anyaman, dan melakukan apa saja yang bisa mendatangkan penghasilan.Â
Tetangga-tetangga di desa juga sering membantu mereka dengan memberikan makanan atau pekerjaan ringan.
Kesabaran dan ketekunan Siti akhirnya membuahkan hasil. Perlahan-lahan, mereka mulai bangkit kembali dari keterpurukan. Walaupun tidak mudah, Siti selalu berusaha menunjukkan kepada anak-anaknya bahwa mereka harus tetap bersyukur dan tidak pernah menyerah.
Suatu hari, Siti mendapat tawaran untuk menjahit seragam sekolah dari seorang donatur yang terkesan dengan kerja kerasnya.
Tawaran itu datang pada saat yang tepat, dan Siti dengan senang hati menerimanya. Ia bekerja siang dan malam untuk menyelesaikan pesanan tersebut. Ketika akhirnya selesai, donatur itu memberikan bayaran yang cukup besar.
Dengan uang itu Siti bisa memperbaiki ladang mereka dan membeli beberapa kebutuhan pokok. Ia juga menyimpan sebagian uangnya untuk pendidikan anak-anaknya.Â
Rina yang selalu membantu ibunya, merasa sangat bangga dan berjanji akan belajar dengan giat agar bisa membalas semua pengorbanan ibunya.