Mohon tunggu...
Andri Kurniawan
Andri Kurniawan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Tulislah apa yang kamu pikirkan, cintailah apa yang menjadi milikmu. Kita semua berjalan menuju kesuksesan dengan caranya masing-masing, sebab ada yang harus dinanti, didoakan, serta diusahakan.

Selanjutnya

Tutup

Surabaya Pilihan

Jalan Gula dan Karet Surabaya, Potret Kawasan Bersejarah dan Estetik Tempo Dulu

21 Agustus 2022   20:08 Diperbarui: 25 Agustus 2022   12:25 3196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Potret Jalan Karet tempo dulu (sumber: surabayastory.com) 
Potret Jalan Karet tempo dulu (sumber: surabayastory.com) 
Selain pengaruh dari Pemerintah Kolonial Belanda, di Jalan Karet kita juga bisa temui bangunan khas Cina, salah satunya rumah sembayang Keluarga Han Bwee Koo yang berdiri sejak tahun 1876. Kini bangunan tersebut sudah dijadikan museum oleh Pemerintah Surabaya.

Selain museum, ada juga kelenteng Hok An Kiong yang berdiri sekitar tahun 1830-an dan merupakan kelenteng tertua di Surabaya yang masih sangat terjaga keasliannya.

Kawasan Jalan Karet nyatanya terkenal sampai dimana-mana, banyak pelancong dari luar Jawa Timur datang ke tempat ini hanya untuk mengetahui sejarah maupun sekedar bersua foto.

Potret salah satu bangunan tua tempo dulu di Jalan Karet (sumber: indonesiaimages.net)
Potret salah satu bangunan tua tempo dulu di Jalan Karet (sumber: indonesiaimages.net)
Kemudian Jalan Gula, merupakan salah satu tempat yang paling vintage di Kota Surabaya. Jalan ini berada di Kelurahan Bongkaran, Kecamatan Pabean Cantian, memiliki panjang sekitar 100 meter, meski tergolong pendek untuk seukuran jalan, disini kalian para pecinta foto akan disuguhkan pemandangan berupa bangunan-bangunan lama bergaya China.

"Sejarahnya dulu kedatangan golongan koloni Tionghoa pertama kali di abad ke-17. Kemudian menyebar di Kembang Jepun. Sebelumnya, namanya Chinese Voostrad atau Jalan Pecinan, yang mana di tahun 1955 berubah nama," ujar Kuncarsono, Pengamat Sejarah Kota Surabaya.

Sebelum dihuni etnis Tionghoa, dulunya, sekitar tahun 1600-an merupakan bagian dari kekuasaan Pemerintah Kolonial Belanda.

Pemberian nama Jalan Gula sendiri berawal dari akhir abad ke 19, saat itu kawasan tersebut kerap menjadi lokasi bongkar muat gula, sehingga orang-orang sekitar menyebutnya Jalan Gula.

Dinding-dinding bata khas zaman dahulu berjajar menghimpit Jalan Gula yang sempit memberikan kesan vintage tempo dulu, tak ayal tempat ini sering digunakan para anak muda untuk berfoto, bahkan seringkali dijumpai adanya foto prewedding di Jalan Gula ini.

Tampak Jalan Karet Surabaya yang kerap dijadikan lokasi berfoto (sumber: jatimnow.com) 
Tampak Jalan Karet Surabaya yang kerap dijadikan lokasi berfoto (sumber: jatimnow.com) 
Itulah salah satu jalan di Surabaya yang memiliki keindahan, serta sarat akan nilai sejarah. Semoga pemerintah setempat senantiasa menjaga keaslian bangunan-bangunan zaman dahulu sebagai sarana edukasi dan hiburan bagi generasi penerus bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Surabaya Selengkapnya
Lihat Surabaya Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun