Selain museum, ada juga kelenteng Hok An Kiong yang berdiri sekitar tahun 1830-an dan merupakan kelenteng tertua di Surabaya yang masih sangat terjaga keasliannya.
Kawasan Jalan Karet nyatanya terkenal sampai dimana-mana, banyak pelancong dari luar Jawa Timur datang ke tempat ini hanya untuk mengetahui sejarah maupun sekedar bersua foto.
"Sejarahnya dulu kedatangan golongan koloni Tionghoa pertama kali di abad ke-17. Kemudian menyebar di Kembang Jepun. Sebelumnya, namanya Chinese Voostrad atau Jalan Pecinan, yang mana di tahun 1955 berubah nama," ujar Kuncarsono, Pengamat Sejarah Kota Surabaya.
Sebelum dihuni etnis Tionghoa, dulunya, sekitar tahun 1600-an merupakan bagian dari kekuasaan Pemerintah Kolonial Belanda.
Pemberian nama Jalan Gula sendiri berawal dari akhir abad ke 19, saat itu kawasan tersebut kerap menjadi lokasi bongkar muat gula, sehingga orang-orang sekitar menyebutnya Jalan Gula.
Dinding-dinding bata khas zaman dahulu berjajar menghimpit Jalan Gula yang sempit memberikan kesan vintage tempo dulu, tak ayal tempat ini sering digunakan para anak muda untuk berfoto, bahkan seringkali dijumpai adanya foto prewedding di Jalan Gula ini.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI