Selain pengaruh dari Pemerintah Kolonial Belanda, di Jalan Karet kita juga bisa temui bangunan khas Cina, salah satunya rumah sembayang Keluarga Han Bwee Koo yang berdiri sejak tahun 1876. Kini bangunan tersebut sudah dijadikan museum oleh Pemerintah Surabaya.
Selain museum, ada juga kelenteng Hok An Kiong yang berdiri sekitar tahun 1830-an dan merupakan kelenteng tertua di Surabaya yang masih sangat terjaga keasliannya.
Kawasan Jalan Karet nyatanya terkenal sampai dimana-mana, banyak pelancong dari luar Jawa Timur datang ke tempat ini hanya untuk mengetahui sejarah maupun sekedar bersua foto.
Kemudian Jalan Gula, merupakan salah satu tempat yang paling vintage di Kota Surabaya. Jalan ini berada di Kelurahan Bongkaran, Kecamatan Pabean Cantian, memiliki panjang sekitar 100 meter, meski tergolong pendek untuk seukuran jalan, disini kalian para pecinta foto akan disuguhkan pemandangan berupa bangunan-bangunan lama bergaya China.
"Sejarahnya dulu kedatangan golongan koloni Tionghoa pertama kali di abad ke-17. Kemudian menyebar di Kembang Jepun. Sebelumnya, namanya Chinese Voostrad atau Jalan Pecinan, yang mana di tahun 1955 berubah nama," ujar Kuncarsono, Pengamat Sejarah Kota Surabaya.
Sebelum dihuni etnis Tionghoa, dulunya, sekitar tahun 1600-an merupakan bagian dari kekuasaan Pemerintah Kolonial Belanda.
Pemberian nama Jalan Gula sendiri berawal dari akhir abad ke 19, saat itu kawasan tersebut kerap menjadi lokasi bongkar muat gula, sehingga orang-orang sekitar menyebutnya Jalan Gula.
Dinding-dinding bata khas zaman dahulu berjajar menghimpit Jalan Gula yang sempit memberikan kesan vintage tempo dulu, tak ayal tempat ini sering digunakan para anak muda untuk berfoto, bahkan seringkali dijumpai adanya foto prewedding di Jalan Gula ini.
Itulah salah satu jalan di Surabaya yang memiliki keindahan, serta sarat akan nilai sejarah. Semoga pemerintah setempat senantiasa menjaga keaslian bangunan-bangunan zaman dahulu sebagai sarana edukasi dan hiburan bagi generasi penerus bangsa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H