"Praktis mereka menyerang kita terus dengan bombardir peluru artileri. Mereka tidak akan henti sebelum kita menyerahkan wilayah ini"
"Tetapi bagaimana dengan parit yang kita buat. Sudahkah parit tersebut melindungi kita semua dari serangan shell artileri mereka?"
"Alhamdulillah, Kopral. Kita terlindung dan suara-suara artileri menjadi kurang berarti bagi kita hanya saja kita butuh banyak tangga agar tentara kita bisa naik ke atas"
"Ya, saya sudah minta dikirimkan kayu-kayu agar bisa membuat penyangga dan juga untuk membuat tangga"
Aku rasa Abdul Khoir juga berbakat jadi seorang pemimpin dan suatu saat ia akan memimpin anak hukumnya"
buahnya tersebut hanya saja empsinya saja yang membuat ia tidak dipilih sebagai pimpinan melainkan saya saja.
"Bagaiman dengan maslah Jengis apakah ia menunjukkan ancaman padamu"
"Ya, tampaknya ia masih tidak suka wlaupun ia belum mengeluarkan kata-kata yang mengenakkan bahkan sekarang ia cenderung menutup mulutnya jika dhadapan kami."
"Hmm.. itu bagus. Aku kira ia sudah mencerna perintah dari Mulazim dengan benar sehingga a berbuat hal itu. Kau jangan khawatir jika ia bertindak macam-macam karena kita pasti akan menghukumnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H